Bengkulu (Antara Bengkulu) - Ruas jalan nasional Kota Bengkulu-Kepahiang, khusunya di wilayah gunung dalam kawasan hutan lindung setempat hingga saat ini rawan macet, sehingga antrean kendaraan setiap hari cukup panjang.

"Kami terganggu sekali akibat longsoran tanah galian di kawasan hutan lindung itu menimbun badan jalan," kata seorang sopir angkutan Bengkulu-Lubuklinggau, Usman, Minggu.

Ia mengatakan, sejak pengerjaan jalan nasional di wilayah gunung itu lalu lintas jalan setiap hari macet terlebih pada musim penghujan, sehingga antrean kendaraan cukup panjang.

Mestinya dalam pengerjaan jalan itu ada pengawas khusus dari instansi terkait disamping pihak keamanan karena prilaku pengguna jalan berbeda-beda.

Seperti yang terjadi pada antrean panjang siang tadi, beberapa kendaraan nyaris masuk jurang dan sopirnya terlibat baku hantam akibat saling mendahuli.

Biasanya sebelum membangun atau meningkatkan jalan nasional ada metode teknis yang tidak mengganggu lalu lintas kendaraan umum, namun yang terjadi di wilayah gunung itu justru setiap hari menimbulkan macet total, ujarnya.

Satker Jalan Nasional satuan kerja perangkat kerja daerah (SKPD) Bengkulu Doli Iskandar saat dihubungi masih memantau pengerjaan jalan Curup-Lubuklinggau.

Kepala Dinas PU Provinsi Bengkulu Azwar Boerhan ketika dihubungi mengatakan, pembangunan jalan nasional itu sepenuhnya tanggung jawab Balai Bina Marga, namun demikian pihaknya tetap memantau dan mengingatkan satkernya untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di jalan tersebut.

"Saya juga setiap hari mendapat informasi dari masyarakat akan kemacetan di wilayah gunung tersebut, namun semuanya akan diatasi dan koordinasi dengan pihak Balai Bina Marga di Palembang, ujarnya.(Antara)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013