Pariaman, Sumbar (Antara Bengkulu) - Meski hanya berstatus sebagai salah satu "kota laluan" dan dilintasi kurang dari 30 menit dalam ajang Tour de Singkarak 2013 etape III, Selasa pagi, namun warga Kota Pariaman tetap antusias menyambut para pebalap.

Ribuan warga sudah terlihat berjejer di sejumlah titik jalan di kota itu sejak pukul 09.00 WIB. Padahal, berdasarkan jadwal, para pebalap pada etape tiga baru akan melakukan start di Jalan Sudirman, Kota Padangpanjang pada pukul 10.00 WIB.

Di dalam barisan, terlihat dominasi pelajar. Mereka masih berseragam sekolah dan berjejer di beberapa ruas jalan di kota itu sambil mengibar-ngibarkan bendera merah putih berukuran kecil.

Selain itu, juga terlihat ragam warga dari berbagai golongan umur dan pekerjaan.

Titik-titik kerumunan terlihat di Jalan Zaini, Simpang Jagung, Jalan Imam Bonjol depan Balai Kota Pariaman dan kantor Kepolisian Resor (Polres) kota itu, Jalan Sudirman, Simpang Tabuik, Jalan A. Yani, Jalan Diponegoro, Simpang Apar, dan Jalan Sutan Syahrir.

Salah satu titik jalan yang cukup padat dikerumuni massa pagi itu adalah Simpang Tabuik, satu-satunya persimpangan jalan di Kota Pariaman yang pada bagian tengah simpangnya berdiri tugu tabuik (tabut).

Di sana, tidak hanya para pelajar dan warga yang berkerumun, Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman dan jajarannya juga terlihat berbaur di tengah-tengah kerumunan.

Jumlah warga terus bertambah setelah lepas dari pukul 10.30 WIB. Personel keamanan juga tampak lalu lalang mensterilkan jalur.

Setengah jam setelahnya, barulah kerumunan massa pecah oleh sorak-sorai, lambaian tangan, dan kibaran bendera para penonton. Tepat ketika tiga pebalap tercepat meluncur kencang melintasi Simpang Tabuik.

Tidak ketinggalan, di antara kerumunan juga terlihat sejumlah warga yang mengeluarkan telepon genggam mereka untuk memfoto dan merekam.

Tiga detik, ketiga pebalap sudah tidak terlihat dari Simpang Tabuik. Warga semakin bersemangat untuk bersorak, menunggu kedatangan pebalap berikutnya.

Sepuluh menit setelahnya, barulah rombongan besar pebalap lain menyusul. Ratusan pebalap dengan jarak berbeda-beda terlihat dan melintasi Simpang Tabuik selama tidak lebih dari 20 menit.

Tomi (35) salah seorang warga Jawi-Jawi mengaku senang meski kotanya tidak lebih dari 30 menit dilewati oleh pebalap. "Saya senang sekali, ada hiburan seperti ini. Saya datang bersama keluarga, sengaja ingin menonton," katanya.

Senada dengan itu, Ade (14) pelajar SMP 1 Pariaman di Simpang Tabuik mengaku terhibur dengan adanya kegiatan TdS tersebut. "Seru Kak, ada hiburan. Apalagi, banyak pebalap luar negerinya juga," katanya.

"Tapi ada sayangnya, lewatnya sebentar. Mereka terlalu kencang. Tapi, mudah-mudahan besok bisa lihat mereka lagi di Gandoriah," sambungnya.

Sementara, selain sebagai "kota laluan" pada ajang TdS kali ini, Pariaman juga ditunjuk sebagai salah satu kota tempat dimulainya salah satu etape.

"Tahun ini, selain dilewati pada etape tiga, Pariaman juga tempat dimulainya etape enam. Kita akan menyambut para pebalap, tamu, dan ofisial, serta masyarakat di Pantai Gandoriah pada Sabtu (8/6) besok," kata Wali Kota.

Pada kesempatan itu, sebanyak 360 personel gabungan dari Polres Kota Pariaman, Kodim 0308 Pariaman, Sat Pol PP, Dinas Perhubungan, dan tim medis dari Dinas Kesehatan kota itu telah disiapkan untuk memberikan pengamanan dan pelayanan.

Adapun jalan-jalan yang dilewati di Kota Pariaman pada etape itu meliputi Jalan Nasir Nasar-Jl. Rasyid Baroneng-Pantai Kata-Jl Syekh Burhanuddin-Lohong-Kampung Baru-Taratak-Jl. Imam Bonjol dan Simp. Lapai.

Selanjutnya, menuju Jalan W.R Mongondisi-By Pass-Simp. Apar-W.R Supratman-Kampung Pondok-Simp. Tabuik-Jawi-Jawi-Jl. Sudirman-Jl. Imam Bonjol-Simp. Lapai-Soekarno Hatta-Simp. Jagung-Jl. Zaini-Simp. Basoka dan Jembatan Kurai Taji.

Setelah itu, para pembalap akan meninggalkan Kota Pariaman menuju garis finis di Painan, Kabupaten Pesisir Selatan.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013