Bengkulu (Antara) - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu, Edi Waluyo mengatakan bahwa bantuan bagi masyarakat miskin harus secepatnya disalurkan.

"Itu harus segera disalurkan sebelum BBM naik. Disalurkan ke masyarakat yang berpendapatan di bawah dua dolar per hari, artinya mereka di bawah garis kemiskinan," kata dia, di Bengkulu, Rabu.

Ia mengkhawatirkan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi  akan berdampak besar jika masyarakat tidak mendapat stimulan untuk mengatasi dampaknya.

"Kita masih memiliki angka kemiskinan yang tinggi yang pendapatannya di bawah kebutuhan rumah tangga, dan yang paling mengkhawatirkan justru masyarakat tidak miskin atau rentan miskin jauh lebih banyak, kalau itu tidak disalurkan dulu pasti nantinya angka kemiskinan kita akan makin tinggi," katanya.

Edy mengatakan angka kemiskinan Bengkulu sesuai paparan Menko Kesra, merupakan provinsi nomor tujuh terbawah, di bawah rata-rata angka kemiskinan nasional.

"Angka kemiskinan di Bengkulu sesuai paparan pada musrembangnas 2013 adalah sebesar 17,51 persen atau peringkat tujuh terbawah dari seluruh provinsi se-Indonesia," kata dia.

Dengan mempercepat penyaluran program bantuan diharapkan bisa mengantisipasi dampak kenaikan harga BBM yang menurut dia waktunya juga berdekatan dengan tahun ajaran baru serta bulan Ramadhan.

"Kenaikan harga BBM yang juga bersamaan tahun ajaran baru dan puasa Ramadhan akan berimbas kepada masyarakat yang akan mengeluarkan anggaran rumah tangga yang besar," kata dia.

Sesuai data Menko Kesra Provinsi Bengkulu juga merupakan provinsi ke dua termiskin se-Sumatera, sedangkan Provinsi termiski dipegang oleh Daerah Istimewa Aceh.

Sementara itu,  ibu rumah tangga mengeluhkan dengan telah naiknya harga hampir semua kebutuhan pokok.

"Rata-rata semua harga sudah naik. Sawi saja ada kenaikan sekitar Rp200-Rp500 per ikat," kata Ny wati, warga Kota Bengkulu.

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013