Bengkulu  (ANTARA Bengkulu) - Para peneliti Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu yang mencoba melakukan pengembangan atau perbanyakan bunga Rafflesia arnoldii melalui metode penumbuhan sel atau kultur jaringan hingga saat ini belum berhasi.

"Kami sudah mencoba beberapa kali mengambil sampel bunga rafflesia untuk ditumbuhkan dengan kultur jaringan, tapi sampai hari ini belum berhasil," kata pakar kultur jaringan yang juga staf pengajar Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu Marlin Herlambang di Bengkulu, Jumat.

Ia mengatakan keunikan bunga yang hidup menempel pada tanaman inang jenis liana sp tersebut hingga saat ini masih terselubung misteri.

Apalagi kata dia, tidak banyak peneliti yang mencoba menggali daur hidup bunga terbesar di dunia itu.

"Sebagian peneliti lebih fokus pada iklim mikro dan membedakan jenis rafflesia, tapi mengenai daur hidup sangat sedikit literaturnya," paparnya.

Marlin mengatakan teknik kultur jaringan yang dikembangkan selama ini memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif.

Teori dasar dari kultur jaringan atau disebut juga "in vitro" ini adalah totipotensi yang mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup.

"Semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya, tapi bunga rafflesia yang kami kultur belum pernah tumbuh," ucapnya.

Ia berkesimpulan sementara bahwa rafflesia sangat sensitif. Perubahan iklim mikro dan perlakuan dalam kultur menyebabkan sel-sel menjadi tidak aktif.

Peneliti rafflesia dari Jurusan Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Agus Susatya mengatakan perbanyakan bunga tersebut memang belum pernah berhasil dilakukan lewat kultur jaringan.

"Belum ada yang berhasil memperbanyak lewat kultur jaringan, semua masih melalui inang yaitu jenis liana sp atau tetrastigma itu," tukasnya.

Agus mengatakan perbanyak lewat tumbuhan inang memerlukan waktu yang lama untuk menumbuhkan bunga, selain faktor iklim mikro yang sangat menentukan.

Hingga saat ini, menurut dia, perbanyakan lewat inang tersebut juga belum ada yang berhasil, sehingga semua bunga rafflesia yang mekar berada di habitat aslinya di dalam hutan hujan basah.

"Provinsi Bengkulu memiliki empat jenis rafflesia yakni arnoldii, gadutensis, hasselti dan bengkuluensis," tuturnya. (RNI)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012