Vaksin yang dikembangkan CanSino Biologics Inc bersama Akademi Ilmu Pengetahuan Medis China (AMMS) dengan menggunakan metode vektor adenovirus bisa memberikan perlindungan bagi tubuh dalam menghadapi COVID-19 selama dua tahun jika ditambah dengan suntikan lain.
"Kami sudah membuat suntikan tambahan yang bisa diberikan setelah enam bulan vaksinasi. Dengan satu suntikan tambahan, kami dapat meningkatkan kekebalan tubuh 10 hingga 20 kali lipat. Sebagaimana hasil penelitian, kami memperkirakan dua suntikan tambahan bisa melindungi tubuh hingga dua tahun," kata peneliti utama AMMS Chen Wei dikutip beberapa media China, Senin.
Dalam wawancara dengan CCTV, stasiun televisi resmi China, peneliti perempuan tersebut mengungkapkan bahwa satu dosis vaksin yang dikembangkannnya bisa memberikan perlindungan tubuh hingga enam bulan.
"Tidak perlu ada suntikan tambahan lagi selama periode enam bulan itu," ujarnya.
Vaksin buatan CanSino tersebut telah mendapatkan izin edar terbatas dari otoritas China sejak sepekan lalu.
Berbeda dengan vaksin inaktif yang dikembangkan oleh Sinopharm dan Sinovac yang harus disuntikkan sebanyak dua dosis, vaksin vektor adenovirus cukup diberikan satu dosis sudah sama-sama bisa memberikan perlindungan tubuh hingga enam bulan.
Adenovirus tidak menggandakan dirinya sendiri di dalam tubuh manusia sehingga tidak menimbulkan risiko infeksi.
"Proses produksinya lebih mudah karena tidak membutuhkan laboratorium dengan tingkat keamanan biologis level III seperti vaksin inaktif," kata CEO CanSino Yu Xuefeng dikutip China Daily.
Oleh sebab itu, Chen sebagai peneliti utama optimistis vaksin tersebut bisa diproduksi hingga 500 juta dosis per tahun.
"Kapasitas produksi 500 juta dosis itu berarti bisa memberikan manfaat kepada 500 juta orang. Jadi, bukan hanya 250 juta orang seperti vaksin inaktif," ujarnya dikutip laman berita resmi militer China itu.
Satu dosis vaksin adenovirus yang dikenal dengan Ad5-nCoV tersebut tingkat efikasinya mencapai 65,7 persen dalam mencegah gejala infeksi dan 90,9 persen dalam mencegah flu parah sebagaimana hasil uji klinis tahap ketiga.
Uji klinis tersebut juga dilakukan terhadap anak-anak usia enam tahun hingga orang tua berusia di atas 60 tahun. Vaksin tersebut juga cocok digunakan bagi warga China yang bekerja di luar negeri dalam jangka waktu lama.
Vaksin CanSino metodenya sama dengan vaksin buatan Johnson & Johnson's yang mendapatkan izin edar dari otoritas obat-obatan dan makanan di Amerika Serikat (FDA) pada Sabtu (27/2).
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
"Kami sudah membuat suntikan tambahan yang bisa diberikan setelah enam bulan vaksinasi. Dengan satu suntikan tambahan, kami dapat meningkatkan kekebalan tubuh 10 hingga 20 kali lipat. Sebagaimana hasil penelitian, kami memperkirakan dua suntikan tambahan bisa melindungi tubuh hingga dua tahun," kata peneliti utama AMMS Chen Wei dikutip beberapa media China, Senin.
Dalam wawancara dengan CCTV, stasiun televisi resmi China, peneliti perempuan tersebut mengungkapkan bahwa satu dosis vaksin yang dikembangkannnya bisa memberikan perlindungan tubuh hingga enam bulan.
"Tidak perlu ada suntikan tambahan lagi selama periode enam bulan itu," ujarnya.
Vaksin buatan CanSino tersebut telah mendapatkan izin edar terbatas dari otoritas China sejak sepekan lalu.
Berbeda dengan vaksin inaktif yang dikembangkan oleh Sinopharm dan Sinovac yang harus disuntikkan sebanyak dua dosis, vaksin vektor adenovirus cukup diberikan satu dosis sudah sama-sama bisa memberikan perlindungan tubuh hingga enam bulan.
Adenovirus tidak menggandakan dirinya sendiri di dalam tubuh manusia sehingga tidak menimbulkan risiko infeksi.
"Proses produksinya lebih mudah karena tidak membutuhkan laboratorium dengan tingkat keamanan biologis level III seperti vaksin inaktif," kata CEO CanSino Yu Xuefeng dikutip China Daily.
Oleh sebab itu, Chen sebagai peneliti utama optimistis vaksin tersebut bisa diproduksi hingga 500 juta dosis per tahun.
"Kapasitas produksi 500 juta dosis itu berarti bisa memberikan manfaat kepada 500 juta orang. Jadi, bukan hanya 250 juta orang seperti vaksin inaktif," ujarnya dikutip laman berita resmi militer China itu.
Satu dosis vaksin adenovirus yang dikenal dengan Ad5-nCoV tersebut tingkat efikasinya mencapai 65,7 persen dalam mencegah gejala infeksi dan 90,9 persen dalam mencegah flu parah sebagaimana hasil uji klinis tahap ketiga.
Uji klinis tersebut juga dilakukan terhadap anak-anak usia enam tahun hingga orang tua berusia di atas 60 tahun. Vaksin tersebut juga cocok digunakan bagi warga China yang bekerja di luar negeri dalam jangka waktu lama.
Vaksin CanSino metodenya sama dengan vaksin buatan Johnson & Johnson's yang mendapatkan izin edar dari otoritas obat-obatan dan makanan di Amerika Serikat (FDA) pada Sabtu (27/2).
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021