Bener Meriah, Aceh (Antara Bengkulu) - Dua desa di Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, amblas ke sungai, akibat gempa bumi berkekuatan 6,2 Skala Richter, Selasa (2/7).
Relawan Sentra Komunikasi (Senkom) Mitra Polri, Basuki Rahmad, di Bener Meriah, Kamis menyatakan, dirinya bersama relawan Senkom lainnya melihat kondisi hampir setengah dari dua desa tersebut, yakni Desa Serempah dan Desa Bah amblas dan masuk ke Sungai Peusangan.
"Dua desa tersebut terletak di lereng gunung. Jadi, ketika terjadi gempa sebagian tanah yang ada rumah penduduk amblas dan longsor ke sungai," katanya.
Basuki menyatakan, hingga Rabu (3/7) sore, belum ada tim penolong yang turun ke lokasi tersebut, karena jalur ke desa tersebut tertutup dan kondisi medannya sangat sulit.
"Sepertinya relawan dan tim penolong akan mengalami kesulitan untuk menuju ke lokasi, karena jalannya putus," katanya.
Sementara itu, relawan Senkom Mitra Polri yang berjumlah 75 orang terus membantu korban dan mendata rumah penduduk yang mengalami kerusakan.
Koordinator relawan Senkom Mitra Polri Suroto menyatakan, pihaknya telah mendata dan mengumpulkan data jumlah korban dan rumah yang mengalami kerusakan.
Dikatakan, hingga Rabu sore, sedikitnya seribuan rumah rusak berat dan ratusan mengalami rusak ringan di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah.
Kemudian korban meninggal dunia 10 orang, 140 orang luka berat, dan 16 orang luka ringan. Korban luka berat kini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah di dua kabupaten itu.
Suroto menyatakan, dari hasil pemantauan, masalah yang segera ditangani adalah jalan dan air bersih, karena ada beberapa lokasi yang mengalami longsor dan krisis air.
"Pemerintah segera mendatangkan alat berat untuk membuka jalan yang putus, seperti di kawasan Desa Suka Damai yang menghubungkan Kecamatan Gajah Putih dan Kecamatan Timang Gajah," ujarnya.
Mengenai bantuan makanan, ia menyatakan, ada desa yang sudah mendapat bantuan dan ada juga daerah yang belum. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
Relawan Sentra Komunikasi (Senkom) Mitra Polri, Basuki Rahmad, di Bener Meriah, Kamis menyatakan, dirinya bersama relawan Senkom lainnya melihat kondisi hampir setengah dari dua desa tersebut, yakni Desa Serempah dan Desa Bah amblas dan masuk ke Sungai Peusangan.
"Dua desa tersebut terletak di lereng gunung. Jadi, ketika terjadi gempa sebagian tanah yang ada rumah penduduk amblas dan longsor ke sungai," katanya.
Basuki menyatakan, hingga Rabu (3/7) sore, belum ada tim penolong yang turun ke lokasi tersebut, karena jalur ke desa tersebut tertutup dan kondisi medannya sangat sulit.
"Sepertinya relawan dan tim penolong akan mengalami kesulitan untuk menuju ke lokasi, karena jalannya putus," katanya.
Sementara itu, relawan Senkom Mitra Polri yang berjumlah 75 orang terus membantu korban dan mendata rumah penduduk yang mengalami kerusakan.
Koordinator relawan Senkom Mitra Polri Suroto menyatakan, pihaknya telah mendata dan mengumpulkan data jumlah korban dan rumah yang mengalami kerusakan.
Dikatakan, hingga Rabu sore, sedikitnya seribuan rumah rusak berat dan ratusan mengalami rusak ringan di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah.
Kemudian korban meninggal dunia 10 orang, 140 orang luka berat, dan 16 orang luka ringan. Korban luka berat kini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah di dua kabupaten itu.
Suroto menyatakan, dari hasil pemantauan, masalah yang segera ditangani adalah jalan dan air bersih, karena ada beberapa lokasi yang mengalami longsor dan krisis air.
"Pemerintah segera mendatangkan alat berat untuk membuka jalan yang putus, seperti di kawasan Desa Suka Damai yang menghubungkan Kecamatan Gajah Putih dan Kecamatan Timang Gajah," ujarnya.
Mengenai bantuan makanan, ia menyatakan, ada desa yang sudah mendapat bantuan dan ada juga daerah yang belum. (Antara)
Editor : Helti Marini S
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013