Beirut (Antara/Reuters) - Gerilyawan terkait dengan Al-Qaida di Suriah menewaskan seorang tokoh senior di Barat dan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) yang didukung Arab pada Kamis, kata sumber FSA.

Ini menandakan melebarnya celah perselisihan antara Islamis dan unsur yang lebih moderat oposisi Suriah bersenjata.

Kamal Hamami, anggota Dewan Tertinggi Militer Tentara Pembebasan Suriah, yang dikenal dengan sebutan  Abu Bassel al-Ladkani, sedang bertemu dengan para anggota Negara Islam Irak dan Levant di kota pelabuhan Latakia ketika dia dibunuh, kata Qassem Saadeddine, juru bicara Tentara Pembebasan Suriah, kepada Reuters.

"Negara Islam menelepon saya dam mengatakan bahwa mereka membunuh Abu Bassel dan bahwa mereka akan membunuh semua Dewan Tertinggi Militer," kata Saadeddine dari Suriah.

"Dia bertemu mereka untuk membicarakan rencana pertempuran," tambah Saadeddine.

Tentara Pembebasan Suriah telah berusaha untuk membangun jaringan
logistik dan memperkuat kehadirannya di Suriah saat pemerintah  Amerika Serikat berjanji untuk mengirim senjata kepada kelompok itu setelah menyimpulkan bahwa pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad telah menggunakan senjata kimia terhadap pejuang pemberontak.

Komite kongres AS menahan rencana itu karena kekhawatiran bahwa pengiriman persenjataan tersebut tidak akan menentukan dan
senjata  mungkin berakhir di tangan gerilyawan Islam, kata sumber-sumber keamanan.

Sementara itu, unit-unit Tentara Pembebasan Suriah kadang-kadang berjuang bersama kelompok militan seperti Negara Islam, persaingan telah meningkat dan kelompok al Qaida telah disalahkan untuk beberapa pembunuhan komandan unit pemberontak moderat.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013