Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu mengupayakan harga jual tanda buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat pabrik bisa stabil di angka Rp2 ribu per kilogram (Kg) menyusul tingginya permintaan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) nasional.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu Ricki Gunarwan mengatakan upaya menstabilkan harga tersebut salah satunya dengan menggandeng pengusaha yang tergabung dalam organisasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Bengkulu.

Para pengusaha itu diminta meningkatkan produksi CPO untuk memenuhi kebutuhan pembuatan bio solar B20 dan B30 yang menjadi program unggulan pemerintah pusat saat ini.

"Di Provinsi Bengkulu terdapat 30 perusahaan pengolahan CPO yang tersebar mulai dari Kabupaten Mukomuko hingga Kabupaten Kaur, sehingga kami optimis harga TBS ini bisa stabil antara Rp1.800 hingga Rp2 ribu per kilogramnya," kata Ricky di Bengkulu, Jumat.

Ricky mengatakan, upaya menstabilkan harga jual TBS kelapa sawit tersebut merupakan bagian dari realisasi program kerja 100 hari kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah-Rosjonsyah.

Ia menilai, Provinsi Bengkulu memiliki potensi kelapa sawit yang berlimpah dengan luasan perkebunan mencapai ratusan ribu hektare yang membentang di hampir seluruh kabupaten dan kota di daerah itu.

Menurut dia, potensi tersebut harus memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, khususnya bagi petani kelapa sawit.

Selain itu, kata Ricky, Pemprov Bengkulu akan terus melanjutkan program replanting atau peremajaan kelapa sawit dan pemberian bibit sawit berkualitas untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas TBS kelapa sawit.

"Saat ini harga jual TBS kelapa sawit di tingkat pabrik sudah ditetapkan sebesar Rp1,910 per kilogram dan kami minta seluruh pabrik mentaati keputusan yang sudah ditetapkan itu," demikian Ricky.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021