Kupang (Antara) - Permintaan busana muslim di Kota Kupang dan sekitarnya sejak Bulan Puasa 1434 Hijriah cukup tinggi, sehingga sejumlah distributor harus menambah pesanan ke pusat produksi di Pulau Jawa untuk memenuhi kebutuhan konsumen di wilayah itu.

"Permintaan busana muslim sejak menjelang pelaksanaan Ramadhan saat ini (pekan pertama Bulan Puasa 1434 Hijriah, red.), di sejumlah toko dan pasar swalayan dalam Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), cukup tinggi, sehingga harus mendatangkan lagi guna menambah stok yang ada agar tetap tersedia," kata pemilik swalayan Gaya Busana, Haris, di Kupang, Senin.  

Ia mengatakan permintaan berbagai jenis busana seperti "gamis" dan "koko" terbanyak dan terlaris datang dari kaum muslimat dan anak-anak.    

"Seharian swalayan yang letaknya cukup strategis itu, yakni di Jalan Soeharto, tepatnya di depan Kantor Asuransi Bumi Putra 1912 itu atau terpaut sekitar 250 meter dari Pasar Inpres Naikoten itu bisa mencapai 50 orang dari sebelumnya pada Ramadhan 1433 Hijriah dan umumnya mereka membeli dengan harga yang berkisar antara Rp2.000 hingga Rp300 rupiah," katanya.

Ia mengatakan tidak ada pemotongan harga, seperti yang dilakukan di pusat pembelanjaan lainnya di Kota Kupang, karena harganya sudah standar dari Jakarta.

"Jika ilmu bisnis diterapkan, perlu ada penambahan harga dari harga yang standarkan di Jakarta sebagai pengganti biaya ongkos pengiriman, namun di Gaya Busana Kupang, hal itu tidak diberlakukan," katanya.

Meskipun demikian, katanya, permintaan akan busana muslim tetap tinggi, karena saat ini busana Muslim sudah tidak lagi dianggap sebagai simbol seseorang yang fanatik, tetapi telah menjadi tren sebagian besar wanita muslim Indonesia.

"Suasana agama di Indonesia sudah sangat terbuka, oleh karenanya banyak yang berbusana muslim ke berbagai tempat, seperti ke perkantoran, sekolah-sekolah, bahkan hotel berbintang," katanya.

Dia menilai busana muslim tidak hanya dianggap sebagai alat penyempurna ibadah untuk menutup aurat, tetapi juga sebagai simbol identitas kultural.

Messkipun jumlah toko busana yang khusus menjajakan perlengkapan muslim di Kupang sudah mulai marak dari tahun-tahun sebelumnya, permintaan tetap tinggi, apalagi menjelang Idul Fitri.

Pada kesempatan terpisah, pemilik toko Madinah di Kelurahan Kampung Solor, Kota Kupang, Heri, membenarkan bahwa permintaan akan busana muslim dan muslimat cukup tinggi, menjelang Lebaran 2013.  

"Saat ini juga perkembangan industri busana muslim di Tanah Air mulai marak di kota-kota besar, seperti di Pulau Jawa sejak era 90-an, namun mencapai puncaknya pada 1995 dan sejak tahun 2000 ke atas, mulai merambah kota-kota lain di luar Pulau Jawa, termasuk di NTT," katanya.

Berdasarkan tren itu, kata Heri, dirinya memutuskan beralih menjual busana khusus muslim dan muslimah untuk memenuhi permintaan sekaligus menangkap peluang usaha tersebut guna meraih keuntungan.

Kecuali menjual busana, Toko Madinah juga menjual buku-buku muslim dan jamu-jamu khusus yang terbuat dari buah kurma.

"Permintaan konsumen akan busana dan pernik-pernik lain seperti buah kurma dan kaset atau CD lagu-lagu muslim, seperti kasidah serta buah kurma juga cukup tinggi  sebelum pembukaan Bulan Suci Ramadhan hingga menjelang Lebaran," katanya.

Oleh karena larisnya penjualan busana muslim dan muslimat itu, cukup banyak pedagang umum beralih menjadi penjual busana tersebut.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013