Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Hidayatullah Muttaqin SE, MSI, Pg.D mengatakan sikap pasrah jika terpapar COVID-19 memicu pengabaian protokol kesehatan (prokes) oleh sebagian masyarakat.
"Ini sikap yang sangat negatif dan tidak seharusnya masyarakat berpikir seperti ini. Sebaliknya, sikap positif dengan semangat disiplin protokol kesehatan agar tidak terpapar dan tidak menularkan kepada orang lain adalah cara terbaik dilakukan saat ini," kata dia di Banjarmasin, Minggu.
Menurut Taqin, rendahnya tingkat kepatuhan masyarakat di Kalsel dalam menerapkan prokes ditambah pola sikap tidak percaya COVID-19 hingga rasa bosan karena kelamaan pandemi menjadi tantangan bagi pemerintah yang terus berupaya menekan laju kasus COVID-19.
"Petugas yang melakukan sosialisasi dan edukasi hingga operasi penegakan disiplin protokol kesehatan jangan sampai ikut bosan juga. Karena kondisi masyarakat hari ini justru menjadi tantangan bagi pemerintah bagaimana membangkitkan lagi kesadaran untuk patuh dan disiplin prokes," paparnya.
Taqin pun mengungkapkan sepanjang 15 hari pertama bulan April, penduduk Kalimantan Selatan yang dikonfirmasi positif COVID-19 bertambah sebanyak 3.214 orang. Jumlah ini lebih besar 541 kasus dibandingkan dengan situasi pada 1-15 Maret.
Dalam periode yang sama, tercatat ada 3.171 penduduk yang dinyatakan sembuh dan 55 orang meninggal dunia. Sedangkan penduduk yang masih dirawat di rumah sakit, karantina khusus ataupun isolasi mandiri pada 15 April ada sebanyak 2.862 orang.
Situasi pandemi pada paruh pertama bulan April tidak menunjukkan penurunan penularan. Bahkan kecepatan penularan semakin kencang dengan 210 kasus positif per hari, lebih tinggi dibandingkan kecepatan bulan Maret dengan laju 195 kasus per hari.
"Di tengah situasi pandemi yang membahayakan ini, penerapan protokol kesehatan adalah wajib untuk melindungi diri, keluarga dan lingkungan kita dari bahaya COVID-19. Ancaman kematian terus mengintai setiap hari, terutama para lansia yang harus kita lindungi karena mereka kelompok rentan," tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
"Ini sikap yang sangat negatif dan tidak seharusnya masyarakat berpikir seperti ini. Sebaliknya, sikap positif dengan semangat disiplin protokol kesehatan agar tidak terpapar dan tidak menularkan kepada orang lain adalah cara terbaik dilakukan saat ini," kata dia di Banjarmasin, Minggu.
Menurut Taqin, rendahnya tingkat kepatuhan masyarakat di Kalsel dalam menerapkan prokes ditambah pola sikap tidak percaya COVID-19 hingga rasa bosan karena kelamaan pandemi menjadi tantangan bagi pemerintah yang terus berupaya menekan laju kasus COVID-19.
"Petugas yang melakukan sosialisasi dan edukasi hingga operasi penegakan disiplin protokol kesehatan jangan sampai ikut bosan juga. Karena kondisi masyarakat hari ini justru menjadi tantangan bagi pemerintah bagaimana membangkitkan lagi kesadaran untuk patuh dan disiplin prokes," paparnya.
Taqin pun mengungkapkan sepanjang 15 hari pertama bulan April, penduduk Kalimantan Selatan yang dikonfirmasi positif COVID-19 bertambah sebanyak 3.214 orang. Jumlah ini lebih besar 541 kasus dibandingkan dengan situasi pada 1-15 Maret.
Dalam periode yang sama, tercatat ada 3.171 penduduk yang dinyatakan sembuh dan 55 orang meninggal dunia. Sedangkan penduduk yang masih dirawat di rumah sakit, karantina khusus ataupun isolasi mandiri pada 15 April ada sebanyak 2.862 orang.
Situasi pandemi pada paruh pertama bulan April tidak menunjukkan penurunan penularan. Bahkan kecepatan penularan semakin kencang dengan 210 kasus positif per hari, lebih tinggi dibandingkan kecepatan bulan Maret dengan laju 195 kasus per hari.
"Di tengah situasi pandemi yang membahayakan ini, penerapan protokol kesehatan adalah wajib untuk melindungi diri, keluarga dan lingkungan kita dari bahaya COVID-19. Ancaman kematian terus mengintai setiap hari, terutama para lansia yang harus kita lindungi karena mereka kelompok rentan," tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021