Seoul, (Antara/AFP) - Jepang menjuarai Piala Asia Timur untuk pertama kalinya pada Minggu berkat kemenangan 2-1 di kategori putra atas Korea Selatan (Korsel), menghancurkan harapan China untuk meraih trofi.
Di Stadion Olimpiade Jamsil di Seoul, Yoichiro Kakitani mencetak dua gol untuk sang juara, termasuk gol vital di fae akhir pertandingan, yang membuat Jepang mengoleksi tujuh angka di akhir turnamen, unggul dua angka atas China.
Pada Minggu siang, China mengalahkan Australia dengan skor 4-3 namun harus menunggu pertandingan terakhir turnamen untuk mengetahui tim mana yang berhak menjadi juara.
Korsel dan China masing-masing telah menjuarai dua Piala Asia Timur, sedangkan Jepang telah menjadi runner up sebanyak tiga kali.
Korsel, yang tidak mencetak satu gol pun dari dua pertandingan sebelumnya, terlihat berniat mengakhiri perjuangan dengan baik, namun dominasi penguasaan bola mereka selama 20 menit pertama tidak berbuah gol.
Jepang kemudian mengejutkan Korsel melalui gol Kakitani pada menit ke-20. Toshihiro Aoyama mengirimkan umpan dari daerahnya sendiri untuk dituntaskan Kakitani yang tinggal berhadapan dengan kiper Korsel Jung Sung Ryong, dan penyerang Cerezo Osaka itu menggulirkan bola ke dalam gawang untuk membawa timnya memimpin.
Bagaimanapun keunggulan Jepang hanya bertahan selama delapan menit. Yun Il Lok, setelah mendapat operan dari Lee Seung Gi, memasukkan bola ke sudut kanan atas gawang, yang tidak dapat dijangkau kiper Shusaku Nishikawa.
Kedua tim bermain terbuka pada babak kedua, sampai tekanan memuncak ketika Kakitani akhirnya memastikan kemenangan timnya.
Penyerang 23 tahun itu mendapati dirinya sendiri berada di tempat yang tepat dan di waktu yang tepat, ketika ia menyambar bola pantul setelah Jung menggagalkan sepakan Genki Haraguchi.
Pertandingan dimulai dengan suhu tinggi di tribun penonton.
Para pendukung Korsel mencemooh saat lagu kebangsaan Jepang diperdengarkan, dan membentangkan spanduk besar yang berbunyi "Tidak ada masa depan bagi orang-orang yang melupakan masa lalu mereka," ditujukan kepada penolakan Jepang untuk mengakui tindakan kolonialisme dan militeristik mereka di masa lalu.
Spanduk itu diturunkan setelah babak pertama.
Dari sektor pendukung Jepang, para penggemar mengibarkan bendera militeristik "Matahari Terbit" sebelum mereka diminta menurukannya. Bendera itu merupakan simbol imperialistik Jepang di masa lalu, dan kubu Korsel menolak bendera itu dikibarkan di depan umum.
Pada pertandingan sebelumnya, China mencetak tiga gol pada babak kedua dan menahan gempuran larut Australia untuk meraih kemenangan.
(H-RF)
Penerjemah: A.R.A Adipati
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
Di Stadion Olimpiade Jamsil di Seoul, Yoichiro Kakitani mencetak dua gol untuk sang juara, termasuk gol vital di fae akhir pertandingan, yang membuat Jepang mengoleksi tujuh angka di akhir turnamen, unggul dua angka atas China.
Pada Minggu siang, China mengalahkan Australia dengan skor 4-3 namun harus menunggu pertandingan terakhir turnamen untuk mengetahui tim mana yang berhak menjadi juara.
Korsel dan China masing-masing telah menjuarai dua Piala Asia Timur, sedangkan Jepang telah menjadi runner up sebanyak tiga kali.
Korsel, yang tidak mencetak satu gol pun dari dua pertandingan sebelumnya, terlihat berniat mengakhiri perjuangan dengan baik, namun dominasi penguasaan bola mereka selama 20 menit pertama tidak berbuah gol.
Jepang kemudian mengejutkan Korsel melalui gol Kakitani pada menit ke-20. Toshihiro Aoyama mengirimkan umpan dari daerahnya sendiri untuk dituntaskan Kakitani yang tinggal berhadapan dengan kiper Korsel Jung Sung Ryong, dan penyerang Cerezo Osaka itu menggulirkan bola ke dalam gawang untuk membawa timnya memimpin.
Bagaimanapun keunggulan Jepang hanya bertahan selama delapan menit. Yun Il Lok, setelah mendapat operan dari Lee Seung Gi, memasukkan bola ke sudut kanan atas gawang, yang tidak dapat dijangkau kiper Shusaku Nishikawa.
Kedua tim bermain terbuka pada babak kedua, sampai tekanan memuncak ketika Kakitani akhirnya memastikan kemenangan timnya.
Penyerang 23 tahun itu mendapati dirinya sendiri berada di tempat yang tepat dan di waktu yang tepat, ketika ia menyambar bola pantul setelah Jung menggagalkan sepakan Genki Haraguchi.
Pertandingan dimulai dengan suhu tinggi di tribun penonton.
Para pendukung Korsel mencemooh saat lagu kebangsaan Jepang diperdengarkan, dan membentangkan spanduk besar yang berbunyi "Tidak ada masa depan bagi orang-orang yang melupakan masa lalu mereka," ditujukan kepada penolakan Jepang untuk mengakui tindakan kolonialisme dan militeristik mereka di masa lalu.
Spanduk itu diturunkan setelah babak pertama.
Dari sektor pendukung Jepang, para penggemar mengibarkan bendera militeristik "Matahari Terbit" sebelum mereka diminta menurukannya. Bendera itu merupakan simbol imperialistik Jepang di masa lalu, dan kubu Korsel menolak bendera itu dikibarkan di depan umum.
Pada pertandingan sebelumnya, China mencetak tiga gol pada babak kedua dan menahan gempuran larut Australia untuk meraih kemenangan.
(H-RF)
Penerjemah: A.R.A Adipati
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013