Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Sepasang suami dan istri Sarifudin dan Saleha bertahan bekerja sebagai pemulung dengan menerapkan prinsip kejujuran yang mereka anut.

"Meski hanya sebagai pemulung yang menggantungkan hidup mengumpulkan barang-barang bekas, namun kami selalu bersikap jujur dalam bekerja," kata suami dan istri pemulung, Sarifudin dan Saleha kepada reporter antarabengkulu.com, Kamis.

Orangtua dari tiga anak ini menjelaskan, prinsip kejujuran mereka terapkan saat ini tetap memungut barang-barang bekas yang akan dikumpulkan. Mereka tidak pernah malu karena memiliki prinsip mencari nafkah di jalan yang benar dan halal.

"Setiap akan mengambil barang-barang bekas di tempat sampah, kami juga selalu minta izin terlebih dahulu kepada pemilik rumah atau penjaga kantor. Bila diijinkan baru kami berani mengambilnya," kata warga Kelurahan Padang Nangka Kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu ini.

Pasangan perantau yang berasal dari Lintang, Provinsi Sumatera Selatan ini menceritakan, walau mereka seringkali menerima perlakuan kasar dari warga tetapi ada juga masyarakat yang berprilaku baik.

"Kami seringkali dituduh sebagai pencuri barang milik orang lain, namun untuk membuktikan bahwa tidak mencuri, barang-barang kami pungut sengaja dibongkar dari dalam karung plastik untuk mempersilahkan sang penuduh untuk memeriksanya," katanya.

Bapak berusia 59 tahun dan ibu berumur 49 tahun ini mengaku dirinya menjadi sedih dan hanya bisa menangis dalam hati mendengar hinaan dari orang lain, namun keduanya selalu bersikap sabar.

"Setelah sang penuduh mengetahui bahwa tidak ada barang bekas yang dicuri, kami sering memberikan nasihat kepadanya agar tidak sombong serta tidak menghina orang miskin seenaknya," kata pasangan yang hanya berpendidikan kelas empat Sekolah Dasar ini.

Kakek dan nenek dari seorang cucu ini mengatakan, mereka bekerja sebagai pemulung mulai pukul 07.00 hingga 18.00 WIB, setiap hari tanpa libur kecuali sakit, mereka berjalan kaki hingga berkilo-kilometer mencari barang bekas hingga ke Kelurahan Rawa Makmur, Air Sebakul, bahkan ke Kembang Seri Kabupaten Bengkulu
Tengah.

"Kami akan terus melakoni pekerjaan sebagai pemulung selama badan tetap kuat untuk bisa bertahan hidup karena tidak mempunyai keterampilan lain, bila ada modal, kami berencana berdagang dengan membuka warung di rumah sampai usia senja," katanya mengakhiri. (mhe*I016)

Pewarta:

Editor : Indra Gultom


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012