Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengapresiasi LinkAja dalam membantu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
"Kementerian BUMN mengapresiasi usaha LinkAja di tengah pandemi COVID-19 ini dalam membantu dunia usaha, pelaku UMKM, dan masyarakat Indonesia dengan memberikan layanan untuk memenuhi seluruh aspek kehidupan masyarakat dengan menyediakan layanan keuangan digital paling lengkap yang mudah, aman, dan terpercaya," ujar Erick Thohir dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Menurut Erick, pandemi COVID-19 yang melanda seluruh penjuru dunia ini menjadi tantangan besar yang dihadapi sebagai sebuah negara. Tidak dapat dipungkiri dengan adanya pandemi, dunia usaha terus-menerus melakukan inovasi dengan beralih ke digital.
Pada 30 Juni 2021, LinkAja genap memasuki usia yang ke-2. Selama perjalanannya, terutama di tengah pandemi COVID-19 ini, LinkAja terus fokus memberikan kemudahan akses ke keuangan bagi masyarakat Indonesia, khususnya bagi segmen unbanked dan underbanked, serta para pelaku UMKMyang tersebar di penjuru Tanah Air.
Sementara itu Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa LinkAja dan seluruh industri sistem pembayaran nasional perlu senantiasa bersinergi dan berkomitmen penuh dalam mendukung kebijakan sistem pembayaran dan berbagai program inisiatif Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025.
"Selanjutnya LinkAja dan industri sistem pembayaran nasional perlu turut berperan aktif dalam mendorong efisiensi transaksi digital dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran serta ekonomi dan keuangan digital," ujar Perry.
Selama dua tahun perjalanannya, LinkAja telah meluaskan ekosistemnya di 34 provinsi di Indonesia yang mana 74 persen penggunanya tersebar di kota-kota tier dua dan tiga untuk mendukung pemerataan akses keuangan masyarakat memenuhi kebutuhan esensialnya yang dapat digunakan sehari – hari.
Dalam perluasan ekosistem holistiknya untuk menyediakan kemudahan akses layanan keuangan digital bagi masyarakat aspiran dan memberdayakan UMKM, LinkAja telah melakukan kerja sama dengan beberapa pemerintah daerah melalui digitalisasi pasar tradisional, layanan retribusi, hingga pengembangan UMKM. Hingga Juni 2021 ini, LinkAja telah mendigitalisasi pembayaran dengan bekerja sama lebih dari 1,1 juta UMKM dan menyediakan lebih dari 1 juta akses cash in dan cash out kepada masyarakat, baik berupa bank channel, modern retail, hingga layanan keuangan digital.
LinkAja terus berupaya meningkatkan literasi keuangan digital, mengajak masyarakat agar terbiasa dalam kesehariannya menggunakan uang elektronik untuk bertransaksi secara non-tunai. Kini, LinkAja telah dapat digunakan di lebih dari 7.500 online marketplace serta bekerja sama dengan lebih dari 400.000 merchant nasional dan lebih dari 750 pasar tradisional.
Direktur Utama LinkAja Haryati Lawidjaja mengatakan bahwa dua tahun merupakan waktu yang terbilang masih muda bagi LinkAja yang tengah membangun ekosistem digitalisasi pembayaran dan pemerataan akses keuangan bagi masyarakat menengah ke bawah di Indonesia.
"Di tengah perjalanan, seperti kita ketahui pandemi COVID-19 melanda Indonesia, namun dengan komitmen dan kolaborasi yang kuat dengan berbagai pihak, kami bersyukur dapat terus bertumbuh dan berkontribusi bagi masyarakat Indonesia, memberikan kemudahan, rasa aman dan nyaman dalam bertransaksi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
"Kementerian BUMN mengapresiasi usaha LinkAja di tengah pandemi COVID-19 ini dalam membantu dunia usaha, pelaku UMKM, dan masyarakat Indonesia dengan memberikan layanan untuk memenuhi seluruh aspek kehidupan masyarakat dengan menyediakan layanan keuangan digital paling lengkap yang mudah, aman, dan terpercaya," ujar Erick Thohir dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Menurut Erick, pandemi COVID-19 yang melanda seluruh penjuru dunia ini menjadi tantangan besar yang dihadapi sebagai sebuah negara. Tidak dapat dipungkiri dengan adanya pandemi, dunia usaha terus-menerus melakukan inovasi dengan beralih ke digital.
Pada 30 Juni 2021, LinkAja genap memasuki usia yang ke-2. Selama perjalanannya, terutama di tengah pandemi COVID-19 ini, LinkAja terus fokus memberikan kemudahan akses ke keuangan bagi masyarakat Indonesia, khususnya bagi segmen unbanked dan underbanked, serta para pelaku UMKMyang tersebar di penjuru Tanah Air.
Sementara itu Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa LinkAja dan seluruh industri sistem pembayaran nasional perlu senantiasa bersinergi dan berkomitmen penuh dalam mendukung kebijakan sistem pembayaran dan berbagai program inisiatif Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025.
"Selanjutnya LinkAja dan industri sistem pembayaran nasional perlu turut berperan aktif dalam mendorong efisiensi transaksi digital dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran serta ekonomi dan keuangan digital," ujar Perry.
Selama dua tahun perjalanannya, LinkAja telah meluaskan ekosistemnya di 34 provinsi di Indonesia yang mana 74 persen penggunanya tersebar di kota-kota tier dua dan tiga untuk mendukung pemerataan akses keuangan masyarakat memenuhi kebutuhan esensialnya yang dapat digunakan sehari – hari.
Dalam perluasan ekosistem holistiknya untuk menyediakan kemudahan akses layanan keuangan digital bagi masyarakat aspiran dan memberdayakan UMKM, LinkAja telah melakukan kerja sama dengan beberapa pemerintah daerah melalui digitalisasi pasar tradisional, layanan retribusi, hingga pengembangan UMKM. Hingga Juni 2021 ini, LinkAja telah mendigitalisasi pembayaran dengan bekerja sama lebih dari 1,1 juta UMKM dan menyediakan lebih dari 1 juta akses cash in dan cash out kepada masyarakat, baik berupa bank channel, modern retail, hingga layanan keuangan digital.
LinkAja terus berupaya meningkatkan literasi keuangan digital, mengajak masyarakat agar terbiasa dalam kesehariannya menggunakan uang elektronik untuk bertransaksi secara non-tunai. Kini, LinkAja telah dapat digunakan di lebih dari 7.500 online marketplace serta bekerja sama dengan lebih dari 400.000 merchant nasional dan lebih dari 750 pasar tradisional.
Direktur Utama LinkAja Haryati Lawidjaja mengatakan bahwa dua tahun merupakan waktu yang terbilang masih muda bagi LinkAja yang tengah membangun ekosistem digitalisasi pembayaran dan pemerataan akses keuangan bagi masyarakat menengah ke bawah di Indonesia.
"Di tengah perjalanan, seperti kita ketahui pandemi COVID-19 melanda Indonesia, namun dengan komitmen dan kolaborasi yang kuat dengan berbagai pihak, kami bersyukur dapat terus bertumbuh dan berkontribusi bagi masyarakat Indonesia, memberikan kemudahan, rasa aman dan nyaman dalam bertransaksi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021