Bengkulu (Antara Bengkulu) - Pusat Arkeolog Nasional Jakarta meneliti
keberadaan Benteng York peninggalan kolonial Inggris sekitar tahun 1618
di Kota Bengkulu.
"Kami menurunkan sepuluh orang anggota tim yang melakukan penelitian untuk mengetahui pola benteng dan aktivitas masa lalu," kata Ketua Tim Sarjianto di Bengkulu, Jumat.
Ia mengatakan tim menggali di tiga titik di Kelurahan Pasar Bengkulu, Kecamatan Sungaiserut, Kota Bengkulu.
Dari hasil penggalian, tim menemukan pecahan guci, pecahan uang logam dan sejumlah benda lainnya.
"Kami juga sudah menemukan pola benteng yang diperkirakan berukuran 50 meter kali 50 meter," tambahnya.
Penggalian tersebut sudah dilakukan tim sejak Senin (26/8) dan akan berlangsung hingga 8 September 2013.
Hasil penelitian itu, kata Sarjianto, akan disampaikan kepada masyarakat luas pada 9 September.
Benteng York atau Fort York merupakan pangkalan pertama yang didirikan oleh Inggris di Bengkulu.
Setelah membangun benteng itu, Inggris menamakan faktori dagang mereka di Bengkulu sebagai Garnizun EIC di Pantai Barat pulau Sumatera atau "The Honourable East India Company`s Garrison on the West Coast of Sumatra".
Pada 1714 kondisi Fort York menjadi kritis. Bangunan benteng dan barak-barak telah semakin rapuh, sementara air hujan secara terus-menerus membasahi ruangan tempat tinggal para penghuni.
Joseph Collet yang menjadi pimpinan garnizun di Bengkulu pada 1712 menarik kesimpulan bahwa Fort York membutuhkan perbaikan besar dan lokasi benteng itu sebenarnya tidak tepat.
Kemudian pada 1712, Joseph Collet menulis surat kepada Dewan Direksi EIC yang mengusulkan agar membangun benteng baru di tempat yang disebut Carrang atau dalam bahasa lokal disebut Ujungkarang.
Pembangunan benteng baru tersebut dimulai pada tahun 1714 dan diberi nama Fort Marlborough yang hingga kini masih berdiri kokoh. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Kami menurunkan sepuluh orang anggota tim yang melakukan penelitian untuk mengetahui pola benteng dan aktivitas masa lalu," kata Ketua Tim Sarjianto di Bengkulu, Jumat.
Ia mengatakan tim menggali di tiga titik di Kelurahan Pasar Bengkulu, Kecamatan Sungaiserut, Kota Bengkulu.
Dari hasil penggalian, tim menemukan pecahan guci, pecahan uang logam dan sejumlah benda lainnya.
"Kami juga sudah menemukan pola benteng yang diperkirakan berukuran 50 meter kali 50 meter," tambahnya.
Penggalian tersebut sudah dilakukan tim sejak Senin (26/8) dan akan berlangsung hingga 8 September 2013.
Hasil penelitian itu, kata Sarjianto, akan disampaikan kepada masyarakat luas pada 9 September.
Benteng York atau Fort York merupakan pangkalan pertama yang didirikan oleh Inggris di Bengkulu.
Setelah membangun benteng itu, Inggris menamakan faktori dagang mereka di Bengkulu sebagai Garnizun EIC di Pantai Barat pulau Sumatera atau "The Honourable East India Company`s Garrison on the West Coast of Sumatra".
Pada 1714 kondisi Fort York menjadi kritis. Bangunan benteng dan barak-barak telah semakin rapuh, sementara air hujan secara terus-menerus membasahi ruangan tempat tinggal para penghuni.
Joseph Collet yang menjadi pimpinan garnizun di Bengkulu pada 1712 menarik kesimpulan bahwa Fort York membutuhkan perbaikan besar dan lokasi benteng itu sebenarnya tidak tepat.
Kemudian pada 1712, Joseph Collet menulis surat kepada Dewan Direksi EIC yang mengusulkan agar membangun benteng baru di tempat yang disebut Carrang atau dalam bahasa lokal disebut Ujungkarang.
Pembangunan benteng baru tersebut dimulai pada tahun 1714 dan diberi nama Fort Marlborough yang hingga kini masih berdiri kokoh. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013