Musirawas, Sumsel (Antara) - Perjalanan panjang menempuh liku-liku membuka keterisolasian penerbangan di bumi Kabupaten Musirawas dan Kota Lubuklinggau berakhir sudah, setelah masuknya pesawat berbadan besar ke daerah itu.

Penerbangan perdana Boeing 737-500 maskapai Ekpress Air berhasil merobek awan "bumi serasan setungguan" itu berjalan lancar dan mendapat sambutan dari berbagai kalangan termasuk para tokoh dan masyarakat setempat.

"Kami tidak membayangkan pesawat berbadan besar bisa masuk dan tinggal landas di Bandara Silampari, setelah sebelumnya bandara itu sempat tutup beberapa bulan," kata salah seorang aktivis senior Musirawas Herman Sawiran.

Ia mengatakan, pembangunan perluasan bandara Silampari itu sempat terhenti beberapa bulan setelah dana anggaran APBD provinsi 2010-2011 dibekukan, sedangkan dana APBD kabupaten saat itu tidak cukup.

Namun akibat perjuangan keras Bupati Ridwan Mukti dan instansi terkait mencari solusi dana pusat untuk menyelesaikan perluasan bandara tersebut.

Akhirnya pada Juni 2013 Bandara Silampari berhasil didarati maskapai Avia Star dengan rute sekali dalam seminggu yaitu setiap hari Selasa.

Namun beberapa minggu kemudian rute penerbangan tersebut ditingkatkan menjadi dua kali seminggu yaitu Selasa dan Kamis setelah terjadi peningkatan jumlah penumpang.

Melihat rutinitas penerbangan setengah komersil itu berjalan lancar dan pembangunan landasan mencapai panjang 2.200 meter selesai dikerjakan, maka sebuah maskapai mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah setempat untuk melakukan uji coba penerbangan perdana.

Penerbangan perdana Boeing 737-500 maskapai Ekspres Air, ternyata berjalan mulus tanpa hambatan yang disambut masyarakat daerah setempata dengan rasa gembira.

"Saya sebagai salah satu aktivis putra daerah merasa bangga bahwa bandara silampari bisa disinggahi boeing 737-500 dan bahkan ada tawaran untuk melakukan penerbangan reguler secara rutin," ujar Herman Sawiran.

Dengan adanya pesawat berbadan besar masuk ke daerah itu berarti langka positif pemerintah daerah dalam memajukan daerah itu tidak bisa dihambat siapun karena niat baiknya diterima masyarakat.

Ia mengatakan berbagai pembangunan di Kabupaten Musirawas termasuk Bandara Silampari sudah masuk dalam kancah politik, sehingga alokasi dana penyelesaian bandara tersebut tidak dicairkan dari provinsi.

Akibatnya masyarakat tidak bersalah kena imbasnya dan dampaknya sangat banyak bagi kebutuhan hidup masyarakat di Kabupaten Musirawas dan Kota Lubuklinggau.

"Kami mengimbau para petinggi yang berkepentingan pribadi jangan ikutkan sarana pembangunan kebutuhan masyarakat umum menjadi ajang politik," tandasnya.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Musirawas Ari Narsah mengakui, pembangunan bandara silampari itu sempat terhenti beberapa bulan akibat alokasi dana APBD provinsi tidak cair.

Namun berkat ada dukungan moril dan materil dari masyarakat, pengusaha maupun kabupaten tetangga, maka pembangunan bandara silampari bisa selesai dan diisinggahi pesawat.

"Insya Allah mulai 2014 daerah itu akan dilayani maskapai berbadan besar setelah uji coba penerbangan boeing 737-500 berhasil dengan baik," ujarnya.

        
Pengusaha Dukung Penerbangan
Para pengusaha swasta di wilayah itu sangat mendukung penerbangan rutin melayani rute Bandara silampari-Jakarta untuk kelancaran transportasi ke pusat.

"Kami selama ini menggunakan penerbangan provinsi tetangga, yaitu Bandara Bengkulu atau langsung ke Palembang untuk berurusan ke Jakarta," kata General manager PT Dwinad Nusa Sejahtra (DNS) Adi Sjoekri yang bergerak pada pertambangan emas di Musirawas.

Ia mengatakan, saat bandara Silampari terlantar pembangunannya beberapa pengusaha ikut berpatisipasi mendukung Penyelesaian bandara tersebut meskipun jumlahnya tidak besar.

Selain itu, bila penerbangan dari Bandara Silampari- Jakarta
sudah rutin pihaknya juga siap membantu untuk mensubsidi hingga jadwal penerbangan tidak terganggu.

Meskipun sudah ada subsidi dana dari pemerintah Kabupaten Musirawas untuk kelancaran transportasi udara tersebut, bantuan perusahaan itu minimal bisa meringankan setiap kali penerbangan.

Bupati Musirawas Ridwan Mukti mentargetkan Bandar udara Silampari rutin dilayani maskapai Boeing 737-500 dan jenis lainnya pada awal 2014.

Untuk mencapai target itu pihaknya akan melengkapi sarana pendukung seperti perpanjangan landasan dan membangun terminal bertarap internasional.

"Saya bersama masyarakat Musirawas dan Lubuklinggau sangat bersyukur penerbangan perdana Boeing 737-500, Rabu (4/9) dapat berjalan lancar sesuai rencana," katanya.

Untuk melengkapi sarana pendukung masuk maskapai berbadan besar itu pihaknya akan mengalokasikan dana APBD lokal dan APBN dari Kementerian Perhubungan.

Selain itu, mengembangkan perluasan bandara termasuk pemandu arah (navigasi) moderen, disamping pengamanan sekitar landasan baik lalu lalang warga maupun ternak sapi.

Pembangunan selama ini sudah menghabiskan dana sekitar Rp200 miliar dan kembali akan dianggarkan sekitar Rp300 miliar untuk pembangunan terminal dan lainnya.

Ke depan bandara Silampari tidak hanya melayani penerbangan ke Jakarta saja, tapi Silampari-Batam dan rute bisnis lainnya ke manca negara.

Usai uji coba pendaratan boeing 737-500, Rabu (6/9) ada empat maskapai nasional menyatakan diri bersedia melakukan penerbangan reguler rute Bandara silampari-Jakarta pulang pergi (PP).

Keempat maskapai nasional itu adalah Siriwijaya Air, Citilink, Ekpress Air dan Avia Star, setelah sukses penerbangan perdana Boeing 737-500 di wilayah itu.

Uji coba penerbangan itu, kata dia, merupakan langkah awal upaya agar Bandara silampari mendapat izin untuk membuka jalur penerbangan komrsial regional menggunakan jenis Boeing 737-500.

Hal itu didukung dengan landasan pacu yang saat ini sepanjang 2.200 meter dan lebar 50 meter, sehingga sangat layak didarat pesawat berbadan besar.

"Kami melakukan uji coba mendaratkan pesawat 737-500 Ekspres Air, Rabu (4/9) berjalan lancar bahkan ada komentar salah seorang crew pesawat itu bahwa lanadasan pacu Silampari lebih baik dari bandara di wilayah Timur," ujarnya.

Meskipun belum resmi mendapat izin penerbangan reguler ada beberapa maskapai nasional menyatakan siap melayani rute Jakarta-Silampari PP.

Landasan pacu Bandara Silampari setiap tahun diLakukan peningkatan, sebelumnya hanya panjang 1.800 meter pada 2013 ditingkatkan menjadi 2.200 meter.

Pada 2014 akan ditingkatkan lagi dengan panjang mencapai 3.000 meter dan membangun perluasan terminal keberangkatan serta sarana pendukung navigasi lainnya.

Anggaran yang sudah dikeluarkan dalam peningkatan sekitar Rp200 miliar termasuk pemagaran, pembebasan lahan serta membuat gedung cargo dan lainnya.

Transportasi udara yang melayani rute Silampari-Jakarta adalah maskapai Avia Star dua kali dalam seminggu, rute itu akan ditingkatkan menjadi tiga sampai empat kali seminggu.

Ia mengatakan, saat ini penerbangan Silampari-Jakarta masih disubsidi pemerintah daerah Musirawas dan kabupaten tetangga dengan kisaran antara Rp20 juta-Rp25 juta per sekali terbang.

Sedangkan pengelolaannya ke depan akan diserahkan pada Kementerian perhubungan, sehingga setiap tahun bisa mendapatkan dana rutin APBN, tambahnya.

Pewarta: Oleh Zulkifli Lubis

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013