Kalangan DPRD Kota Ternate, Maluku Utara, berharap agar tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 untuk lebih mengutamakan cara-cara pendekatan humanis dalam mencegah adanya kerumunan di tempat publik.

"Kami minta tim Satgas lebih menggunakan pendekatan-pendekatan yang manusiawi, karena banyak video yang beredar di daerah lain terkait penanganan COVID-19 dengan pembatasan dan lainnya, dimana orang-orang dibatasi berjualan, aktifitas masyarakat dibatasi, sehingga harus lebih humanis," kata anggota Komisi III DPRD Kota Ternate, Nurlela Syarif di Ternate, Kamis.

Pernyataan kalangan legislator itu disampaikan menyusul adanya video viral di media sosial terkait dengan cara-cara penanganan yang dilakukan tim Satgas saat berupaya mencegah adanya kerumunan saat warga melakukan pemotongan hewan kurban di Kelurahan Akehuda.

Dia menyebutkan sikap Satgas COVID-19 Kota Ternate tidak humanis kepada masyarakat dan ini terbukti dengan kejadian yang terjadi saat pembagian daging kurban di Kelurahan Akehuda, Selasa (20/7).

Olehnya itu, kata Nurlela, pada prinsipnya ini memang tupoksinya Satgas, namun apa yang terjadi tadi, justru tidak sesuai dengan harapan DPRD khususnya Komisi III yang juga membidangi penanggulangan bencana non alam, karena secara psikologi dan mental masyarakat lebih terganggu.

Sehingga, dirinya berharap, Kota Ternate terlebih kepada Satgas COVID-19 dalam mencegah adanya kerumunan di tempat umum lebih utamakan pendekatan secara humanis.

"Jangan lagi pertontonkan cara-cara yang terlihat kasar, petugas Satgas tidak perlu lagi berargumen dan bersikap kasar terhadap masyarakat, harus menyampaikan hal-hal yang edukatif dan sosialisasi soal pentingnya penerapan protokol kesehatan guna menghindari penyebaran COVID-19," ujarnya.

Selain itu, dia meminta, semua pihak memahami kondisi saat ini yang sedang tidak stabil, tapi sebagai pelayan masyarakat dengan kondisi apapun, cukup dengan mengingatkan saja, jika masyarakat tidak menerima, semestinya petugas tidak usah saling melawan.

Menurutnya, ini adalah cara-cara yang perlu dievaluasi, terutama untuk jumlah anggota yang turun razia, terlalu banyak dan itu justru menimbulkan kerumunan.

"Tim ini ada keterwakilan dari PMI, TNI, Polri, Dinas Kesehatan, dan pihak lainnya dengan jumlah yang banyak, padahal bisa saja mewakili, kalau semua turun itu sama saja tim ini juga menimbulkan kerumunan," tandasnya.

Secara terpisah, Sekretaris Satgas Penanganan COVID-19 Kota Ternate, Arif Gani saat dikonfirmasi mengaku kejadian di Kelurahan Akehuda hanya miskomunikasi antara tim dan panitia kurban setempat.

Menurut Arif, sebelum Idul Adha, Satgas COVID-19 Kota Ternate sudah membagikan surat pemberitahuan bagi panitia-panitia kurban, agar pembagian daging kurban dilakukan tanpa adanya kerumunan warga atau penerima daging kurban.

"Kami hanya mengurai kerumunan yang terjadi di Akehuda, artinya Satgas COVID-19 datang dan bilang kalau boleh yang tidak berkepentingan silahkan meninggalkan lokasi pemotongan daging guna menghindari adanya kerumunan yang berpotensi terjadinya penyebaran virus corona," katanya.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021