Palembang (Antara) - Harga minyak sawit mentah di Sumatera Selatan saat ini sekitar Rp7.914 per kilogram, atau mengalami kenaikan dibandingkan posisi dua pekan sebelumnya yang hanya Rp7.584 per kg, kata Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Sumsel Benyamin.

"Naiknya harga minyak sawit mentah (CPO) itu ditetapkan melalui rapat rutin yang diadakan dua kali setiap bulan antara pihak Dinas Perkebunan setempat dengan sejumlah pengusaha perkebunan kelapa sawit di daerah ini," katanya di Palembang, Sabtu.

Di samping itu, harga CPO di daerah ini juga mengikuti atau menyesuaikan dengan perkembangan harga di luar negeri, karena hasil komoditas tersebut sebagian diekspor ke sejumlah negara konsumen.

Berdasarkan data Dinas Perkebunan setempat, harga CPO di Sumsel awal September 2013 hingga saat ini selalu berubah dari Rp6.935 per kilogram, kemudian naik lagi menjadi Rp7.584 dan terakhir per 20 September tercatat Rp7.914 per kg.

Menurut dia, berdasarkan data tersebut harga CPO di Sumsel dalam sebulan terakhir semakin membaik.

Mengenai hasil CPO di Sumsel, menurut Benyamin, di provinsi tersebut terdapat puluhan perusahaan perkebunan kelapa sawit swasta nasional dan asing, antara lain PT Tania Selatan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir, PT Mitra Ogan dan PT Minangan Ogan di Kabupaten Ogan Komering Ulu yang rata-rata sudah menghasilkan dengan total luas mencapai 600 ribu hektare lebih.

Di samping itu, ada juga perkebunan kelapa sawit yang dikelola masyarakat petani secara swadaya, termasuk digarap perorangan dengan luas lahan skala kecil antara dua hingga lima hektare.

Mengenai ekspor, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, tercatat dari total 2,05 miliar dolar Amerika Serikat hasil devisa ekspor Sumsel periode Januari-Juni 2013, terdiri atas minyak dan gas 320,75 juta dolar dan nonmigas 1,73 miliar dolar AS.

Khusus nilai ekspor nonmigas yang mencapai 1,73 miliar dolar AS itu, minyak kelapa sawit dan produk turunannya menyumbang terbesar kedua mencapai 98,25 juta dolar AS.

Penyumbang devisa terbesar masih tetap karet dengan mencapai nilai 1,44 miliar dolar AS, katanya.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013