Bengkulu (Antara Bengkulu) - Pasien pemilik fasilitas asuransi kesehatan, Saidina Agung, memprotes kebijakan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD ) M Yunus yang menolak dirinya untuk dirawat.

"Saya diminta membuat surat pernyataan bahwa perawatan saya menggunakan fasilitas umum, bukan asuransi kesehatan, padahal saya punya Askes," katanya kepada wartawan di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan masuk ke RSUD pada 23 September 2013 setelah kakinya mengalami bengkak akibat penyakit asam urat.

Warga RT 21 Blok B RW 5 Kelurahan Sukarami, Kecamatan Selebar Kota Bengkulu yang juga mantan pegawai RSUD Bengkulu ini dirawat sepekan dan pulang ke rumahnya.

Lalu pada 27 September 2013 penyakitnya kembali kambuh dan masuk instalasi gawat darurat (IGD).

"Saat saya minta ruangan untuk rawat inap, petugas menolak kartu Askes dengan alasan saya baru saja keluar rumah sakit, dan sudah pulih, kalau memang tidak sakit, untuk apa saya ke rumah sakit," katanya.

Saidina memilih meninggalkan rumah sakit dan menolak menandatangani surat perjanjian dan persetujuan bahwa ia menggunakan fasilitas umum.

Direktur RSUD Yunus Daisy Novira saat dikonfirmasi mengatakan belum mengetahui jika ada penolakan pasien peserta Askes untuk rawat inap.

"Saya belum tahu persoalannya, nanti akan diperjelas dulu, seharusnya kalau peserta Askes wajib dilayani," katanya.

Petugas Askes RSUD M Yunus Bengkulu Erna mengatakan PT Askes tidak akan menolak klaim peserta Askes.

"Kami tidak pernah menolak pelayanan pasien Askes, untuk menentukan apakah pemilik kartu itu sakit atau tidak tergantung keputusan rumah sakit," katanya.(ant)

Pewarta: Oleh Helti Marini Sipayung

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013