Situasi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung membuat mahasiswa lebih banyak melakukan perkuliahan secara daring di rumah. Kondisi ini justru dapat dimanfaatkan untuk menambah pemasukan sehari-hari.

Hal itulah yang dilakukan oleh Dwiki Prayoga, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Bengkulu. Lewat hobi bertanam yang bisa dikerjakan di rumah, ia justru mampu mendapat penghasilan tambahan

Dwiki, panggilan akrabnya sejak awal kuliah sudah menggeluti hobi tanaman hias. Halaman hingga teras kos pun penuh dengan tanaman hias berbagai rupa dan jenis.

"Sudah sekitar 4 tahun terakhir ini saya menekuni hobi menanam tanaman hias," kata mahasiswa yang sedang dalam tahap penulisan skripsi ini, Selasa.

Tanaman yang paling banyak dibudidayakan adalah jenis aglonema dan alokasia. Terdapat ratusan pot alokasia dari berbagai jenis seperti alokasia silver, red Velvet, alokasia neon, aglonema big papa, venus, butterfly, heng heng, red Sumatra dan masih banyak lagi.

Semuanya tertata rapi di halaman dan teras kos Dwiki. Warna-warninya yang cantik membuat segar mata siapapun yang bertandang ke sana.

Dwiki mengatakan alokasia dan aglonema merupakan jenis tanaman yang unik. Selain karena daun-daunnya yang memiliki corak tertentu, perawatannya pun tergolong mudah.

"Cukup disiram sekali sehari saja, saat pagi atau sore hari, lihat kondisi medianya kalau masih lembab ga usah disiram" ujarnya.

Selain itu, tanaman hias alokasia dan aglonema membutuhkan cahaya matahari yang cukup agar pertumbuhan tanaman lebih maksimal, dan mempercepat munculnya motif di daun.

Berbanding dengan minimnya perawatan, harga jual keladi hias justru terbilang tinggi. Pasalnya sampai sekarang tanaman ini masih diincar oleh banyak orang.

Dwiki mengatakan harga tanaman hias miliknya berkisar antara puluhan hingga ratusan ribu per batang

"Harga tanaman bergantung pada jenis serta ukuran daun keladi," jelasnya.

Ramainya pemburu yang datang ke rumahnya atau pesanan melalui sosial media membuat omsetnya naik drastis. Dalam sebulan omset penjualan mencapai jutaan rupiah.  

"Paling ramai pemburu tanaman hias itu pas awal-awal pandemi. Pencinta tanaman hias melonjak. Mungkin karena saat itu  sedang work from home," ujarnya.

Sebelum pandemi, lanjutnya, omset biasanya di kisaran Rp2-3 juta per bulan, naik drastis mencapai Rp7-8  juta rupiah per bulan. 

Pewarta: Rachmad Yudiartono

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021