Magelang (Antara Bengkulu) - Umat Katolik di Paroki Santa Theresia Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, memperingati Hari Pangan Sedunia di gereja setempat, Minggu.

Peringatan Hari Pangan Sedunia tersebut antara lain dengan menyelenggarakan pameran hasil bumi nonberas di kompleks Gereja Santa Theresia Salam.

Sebelum pembukaan pameran, didahului dengan ekaristi bernuansa Jawa dipimpin Pastur Lambertus Issri Purnomo, diikuti ratusan umat Katolik di paroki tersebut.

Pada kesempatan tersebut juga dibagikan buah-buahan, sayuran, dan hasil bumi lainnya kepada anak-anak.

"Hari Pangan Sedunia selalu kami peringati di sini, karena ada gejala di masyarakat khususnya anak-anak, meninggalkan makanan dari hasil bumi Indonesia," katanya.

Menurut dia, anak-anak mulai senang dengan makanan instan. Padahal, mereka tidak tahu dari bahan apa makanan itu dibuat. Sehat apa tidak perlu dipertanyakan.

Ia mengatakan, guna memperingati Hari Pangan Sedunia di paroki tersebut juga dikenalkan program "Jumat tanpo upo" (Jumat tanpa nasi) setiap bulan Oktober.

Maksud dari program tersebut, katanya, untuk mendidik umat agar makan makanan berbasis lokal selain beras, seperti dari umbi-umbian dan jagung.

"Kami ingin umat tidak tergantung dengan beras. Jadi apabila terjadi krisis pangan, umat sudah siap. Di sisi lain, kami ingin mendidik umat untuk kembali mencintai makanan tradisional. Selain lebih sehat, juga lebih murah dan mudah didapatkan di sekitar lingkungan," katanya.

Koordinator Hari Pangan Sedunia Gereja Santa Theresia Salam, Ignatius Widodo mengatakan, pameran kali ini didikuti lebih dari 15 stand. Selain dari delapan wilayah Paroki Santa Theresia Salam, beberapa stand juga berasal dari Muntilan dan Sumber Kecamatan Dukun.

"Peserta pameran harus menampilkan hasil bumi selain beras, antara lain ketela, umbi-umbian, dan sayuran. Kalau pun ada beras, harus yang organik," katanya. (Antara)

Pewarta: Oleh Heru Suyitno

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013