Jakarta (Antara) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengeluarkan peringtatan dini tsunami menyusul terjadinya gempa bumi berkekuatan 7,2 SR di kedalaman 10 km (dangkal) di 5 km dari timur Balilihan, Filipina, Selasa (15/10) pukul 07.12.36 Wib.

"Peta penjalaran dan waktu tsunami telah dikeluarkan. Beberapa kawasan di Philipina diperkirakan terlanda tsunami," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam pesan singkat yang diterima di Jakarta, Selasa.

Berdasarkan peringatan dini tsunami yang dikeluarkan "Pacific Disaster Center" yang diterima Posko BNPB, diperkirakan daerah Indonesia bagian utara juga terpengaruh oleh tsunami.

Diperkirakan tsunami akan mencapai Manado, Patani, Sorong, Tarakan, dan Jayapura sekitar 3-4 jam setelah kejadian gempa di Philipina tersebut.

Diperkirakan tinggi tsunami tidak terlalu tinggi untuk wilayah di Indonesia tersebut. Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak panik. Jauhi aktivitas di sekitar laut dan pesisir di daerah tersebut.

Informasi akan terus disampaikan sesuai perkembangan yang ada," kata Sutopo.

Pusat gempa Filipina berada di daratan di Pulau Bohol. Gempa dirasakan sangat kuat. Intensitas guncangan gempa dirasakan berskala VII MMI (sangat kuat) terjadi di Kota San Isidro, Danao, Loay, San Pascual, Jandayan, dan San Agustin. Sedangkan guncangan gempa berintensitas V-VI MMI (sedang hingga kuat) terjadi di Kota Cebu, Cagayan de Oro, Cotabato, dan Iloilo. Kota-kota tersebut terdapat di Pulau Bohol, Pulau Cebu, Pulau Negros, Pulau Leyte dan pulau Pulau Mindanau bagian utara. Diperkirakan kota-kota tersebut adalah kota yang terpapar oleh guncangan gempa terberat. Jumlah penduduk di radius 100 km dari pusat gempa terdapat sekitar 4,59 juta jiwa.

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013