Jakarta (Antara) - Kampanye penanggulangan HIV/AIDS kini merambah dunia digital dengan diluncurkannya aplikasi "AIDS Digital" yang akan berisi segala jenis informasi mengenai penyakit yang menyerang kekebalan tubuh tersebut, termasuk alamat fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan konsultasi.

"Kelompok remaja pengguna 'smartphone' termasuk kelompok yang rentan terhadap AIDS. Kelompok ini yang disasar oleh program ini," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Oscar Primadi dalam temu media di Jakarta, Senin.

Aplikasi "AIDS Digital" itu dibangun Kementerian Kesehatan bersama dengan sebuah LSM yang anggotanya berasal dari komunitas terdampak AIDS Indonesia AIDS Coalition (IAC) dan akan bisa diakses mulai tanggal 31 Oktober 2013.

Aplikasi itu bisa diakses melalui dua metode yaitu berbasis website yang beralamat di www.aidsdigital.net serta berbasis "mobile application" yang bisa diunduh di Apple Store, Blackberry Aplication Store dan Google Play dimana aplikasi itu bisa digunakan di Iphone, Blackberry dan Android.

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi direncanakan untuk meluncurkan aplikasi mobile tersebut pada tanggal 31 Oktober di Kantor Kementrian Kesehatan, Kuningan Jakarta.

"Belum ada perkiraan berapa banyak remaja yang akan mengakses aplikasi ini, tapi saya yakin kalau sudah diluncurkan akan banyak yang mencoba," ujar Oscar.

Hal tersebut penting karena kelompok remaja usia 15-24 tahun merupakan salah satu populasi yang saat ini rentan penularan HIV/AIDS yang antara lain disebabkan oleh minimnya pengetahuan dan pemahaman mengenai penyakit tersebut.

Kelompok remaja juga merupakan salah satu kelompok yang "melek" teknologi sehingga diharapkan kemunculan aplikasi tersebut akan dapat menyebarkan kampanye penanggulangan AIDS secara efektif.

Direktur Eksekutif Indonesia AIDS Coalition (IAC) Aditya Wardhana memaparkan aplikasi tersebut memiliki tiga jenis layanan utama yaitu "HIV 101" yang berisi informasi dasar dan praktis terkait HIV dan AIDS yang berguna untuk pencegahan serta perawatan dukungan dan pengobatan.

Selain itu, ada "Direktori Layanan AIDS" yang terdiri dari layanan tes HIV, layanan terapi ARV, layanan kelompok dukungan bagi orang dengan HIV, layanan alat suntik steril, layanan methadone, layanan pencegahan HIV orang tua kepada anak, layanan RS rujukan AIDS dan layanan Infeksi Menular Seksual.

Layanan lainnya adalah Direktori lembaga dan organisasi yang bekerja untuk program penanggulangan AIDS yang mencakup Kementerian Kesehatan dan jajarannya, Komisi Penanggulangan AIDS sampai tingkat kabupaten/kota, Lembaga Swadaya Masyarakat dan juga Organisasi Jaringan Populasi Kunci.

Direktori layanan yang tersedia mencakup area di seluruh provinsi di wilayah Indonesia.

"Aplikasi ini sangat membanggakan selain karena ini adalah aplikasi pertama di region Asia dan Pacific untuk aplikasi sejenis, aplikasi ini juga dibuat sendiri oleh komunitas terdampak AIDS sehingga mempunyai efektifitas yang tinggi," kata Aditya.

Sebagian besar infeksi baru HIV dan AIDS terkena pada kelompok usia muda yaitu pada periode April-Juni 2013 sebagian besar (70,7 persen) infeksi baru HIV pada kelompok usia 25-49 tahun dan kasus AIDS baru pada kelompok usia 30-39 tahun.

Sedangkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 ditemukan secara nasional baru 11,4 persen penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan yang benar dan komprehensif tentang HIV dan AIDS.

Selain AIDS Digital, Kementerian Kesehatan sebelumnya telah meluncurkan kampanye "Aku Bangga Aku Tahu" sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran HIV dan AIDS di kalangan populasi umum berusia 15-24 tahun.

Kampanye "Aku Bangga Aku Tahu" itu telah dilaksanakan sejak tahun 2012 di 23 dari 33 provinsi yang digelar di lingkungan sekolah maupun luar sekolah seperti karang taruna, kelompok pemuda, perguruan tinggi dan tempat kerja.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013