Banda Aceh,  (Antara) - Puluhan mahasiswa mendesak Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf mundur dari jabatan mereka karena tidak mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat.

        Desakkan tersebut disampaikan puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Aceh (Gempa) dalam unjuk rasa di Kantor Gubernur Aceh di Banda Aceh, Kamis.

        Dalam aksi tersebut, para pengunjuk rasa mengusung sejumlah poster, di antaranya bertuliskan "Kalau Tidak Bisa Memimpin Mundur Saja". Rakyat Bukan Boneka, Stop Pembodohan Rakyat Aceh". "Lansia Sudah Saatnya Istirahat", dan sebagainya.

        Muslim, pengunjuk rasa dalam orasinya menyatakan, sejak dilantik 25 Juni 2012, banyak polemik yang terjadi dalam kepemimpinan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf. Banyak kebijakan yang mereka ambil tidak memenuhi aspek kebutuhan dasar masyarakat.

        "Semasa pemimpinan mereka tidak ada perubahan signifikan dalam menyejahterakan rakyat Aceh. Pemerintahan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf banyak sekali membuang waktu untuk kelompoknya," tandas dia.

        Selain itu, kata dia, kebijakan yang diputuskan tidak pro terhadap rakyat, sehingga Aceh masih krisis kepercayaan terharap pemerintahan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf.

        "Serta banyak masalah lainnya yang gagal ditangani oleh pemerintahan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf. Karena itu, kami mendesak mereka mundur dari jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh," kata Muslim.

        Aksi tersebut nyaris terjadi bentrok antara polisi dengan pengunjuk rasa. Mahasiswa yang sebelumnya berorasi di lobi parkir mencoba mendekati pintu masuk utama kantor tersebut.

        Puluhan polisi yang mengawal unjuk rasa itu menghadang pengunjuk rasa. Tolak menolak antara polisi tidak terhindarkan. Sejumlah pengunjuk rasa mencoba menenangkan rekan-rekannya.

        Sementara itu, Indah Pinta Sari, koordinator aksi, sempat meminta polisi yang mengawal unjuk rasa tersebut tidak arogan. Ia mengatakan mahasiswa datang ke Kantor Gubernur ingin menyampaikan aspirasi bukan berbuat anarkis.

        "Kami, mahasiswa datang dengan aksi damai, tidak ingin berbuat rusuh. Jangan hadang aksi mahasiswa. Kami datang kemari untuk menyuarakan suara rakyat," ketusnya.

        Kurang dari tiga jam berunjuk rasa di tempat itu, mahasiswa akhirnya membubarkan diri dengan tertib. Sebelumnya, massa mahasiswa sempat mendesak Gubernur Aceh menjumpai mereka, namun desakan tersebut tidak direspons hingga akhirnya massa mahasiswa membubarkan diri. *

Pewarta: Oleh M Haris SA

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013