Pemerintah Provinsi Bengkulu menyiapkan empat langkah strategis untuk mengantisipasi fenomena La Lina pada akhir 2021 yang menyebabkan curah hujan tinggi dan berpotensi menimbulkan bencana alam.

Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah usai menerima audiensi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bengkulu di Gedung Daerah Balai Semarak Bengkulu, Selasa mengatakan langkah strategis yang pertama, ia meminta ke pemerintah kabupaten dan kota untuk menginformasikan tentang potensi bencana, lokasi, kemudian yang terkena dampak itu dari sektor apa saja.

"Langkah yang kedua kita meminta kepada pemerintah daerah di wilayah yang berpotensi bencana untuk segera membangun posko kesiapsiagaan," kata Rohidin.

Rohidin menambahkan, langkah yang ketiga adalah akan segera dilakukan apel siaga.

Menurutnya, ini penting sekali untuk memastikan pembagian tugas secara koordinatif dari masing-masing sektor, sehingga saat terjadi bencana semua bisa bertindak dengan cepat dan tepat. 

Ia melanjutkan, semua ini harus dibungkus dengan Surat Keputusan (SK) koordinatif maka akan dikeluarkan SK Tim Koordinasi Penanggulangan Bencana Bengkulu dalam rangka menghadapi kemungkinan terjadinya bencana banjir, longsor, dan lainnya diakhir tahun menjelang tahun 2022.

Kemudian Rohidin mengatakan, kalau untuk lokasi paling potensial terkena banjir, pihaknya selama ini juga mendapatkan peta hampir permanen, seperti Rawa makmur dan Tanjung Agung, ini juga sumber utamanya dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengkulu.

Potensi bencana longsor di kawasan poros tengah, yaitu arah Kepahiang di perbatasan Lebong dan Curup, Kota Manna, Bengkulu Selatan ke arah Tanjung Sakti, Sumatera Selatan. 

"Itu daerah yang seringkali dilanda longsor karena memang poros utama dan memang topografi lahannya sangat potensial untuk terjadinya longsor," katanya.

Kemudian di sisi lain, ada beberapa daerah yang memiliki potensi banjir ini yang merusak sistem usaha tani masyarakat, ini juga penting untuk dikomunikasikan terutama di sektor pertanian dan perikanan.

"Untuk wilayah sentra perikanan, kalau seandainya terjadi banjir, sebelum itu kalau memang sudah siap panen, bisa panen lebih dulu, begitu juga dengan usaha tani yang lain," ujarnya.

Sementara itu, Kepala BMKG Bengkulu, Klaus Damanik menyampaikan pihaknya mendeteksi fenomena La Nina diperkirakan terjadi hingga Februari 2022 dan pada November ini adalah masa puncak hujan di Provinsi Bengkulu. Tingkat curah hujan akan lebih tinggi dari biasanya, bisa mencapai 70 persen peningkatannya.

"Sehingga teman-teman dari DAS sudah melakukan antisipasi di bidang itu, karena kalau banjir karena hujan lebat itukan rembesan airnya pelan-pelan. Tapi kalau banjir bandang itu tidak ada tanda apa-apa, jadi kita tidak bisa sempat memberikan peringatan," kata Damanik.

Pewarta: Chairil Ansyorie

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021