Bengkulu (Antara) - Sejumlah organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Cipayung mendatangi Kantor Gubernur Bengkulu mempertanyakan modal Badan Usaha Milik Daerah Bengkulu Mandiri sebesar lebih Rp10 miliar yang tidak jelas penggunaannya.

"Kami mengawal kasus ini karena ada dana daerah yang tidak jelas penggunaan dan manfaatnya," kata Ketua HMI Bengkulu Tony Kuswoyo kepada wartawan usai bertemu Plt Sekretaris Provinsi Bengkulu, Herri Syahriar di Bengkulu, Jumat.

Ia mengatakan pertemuan dengan Plt Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu untuk mempertanyakan tindak lanjutan pemerintah daerah tentang kasus PT Bengkulu Mandiri.

Apalagi dana yang dipinjamkan oleh direksi PT Bengkulu Mandiri kepada pihak kedua yakni sebanyak 15 perusahaan, sebagian tanpa agunan.

"Kami juga sudah menyampaikan kasus ini ke kepolisian dan kejaksaan untuk diusut jika ada kasus dugaan korupsinya," ujarnya.

Plt Sekretaris Provinsi Bengkulu Herri Sahriar kepada para mahasiswa yang berasal dari HMI, GMNI, GMKI, PMKRI, Elemende dan Bengkulu Muda itu mengatakan sudah mengevaluasi PT Bengkulu Mandiri.

"Direksi lama sudah mengundurkan diri dan Gubernur sudah menunjuk pelaksanana tugas direktur dan komisaris," ucapnya.

Tugas direksi transisi tersebut untuk merekrut direksi baru dan mengupayakan pengembalian dana yang dipinjamkan kepada pihak kedua.

Sejumlah perusahaan yang meminjam dana tersebut, kata dia sudah berjanji mengembalikan pinjaman kepada BUMD.

"Seperti perusahaan CV Wedika yang meminjam Rp2 miliar mengatakan siap mengembalikan," ujarnya.

Plt Sekda mengatakan, pinjaman oleh perusahaan lainnya juga sedang diupayakan sehingga perusahaan itu memiliki modal usaha.

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013