Bandarlampung (Antara Bengkulu) - Harga biji kopi robusta di Lampung dalam beberapa pekan terakhir anjlok hingga mencapai Rp15.000 per kilogram, menyusul harga di pasaran dunia yang mengalami penurunan.

"Sebelumnya harga kopi di tingkat eksportir mencapai Rp18.500 per kilogram. Penurunan harga biji kopi itu dipengaruhi panen raya kopi di Vietnam," kata petani kopi Waytenong Lampung Barat, Sunyoto, Rabu.

Ia mengatakan, penurunan harga biji kopi ini membuat petani merugi, mengingat biaya untuk pemeliharaan hingga pascaproduksi atau panen yang tinggi.

Para pedagang pengumpul juga mengalami kerugian, mengingat harga beli biji kopi di tingkat petani sebelumnya juga masih tinggi.

"Para pedagang pengumpul tidak berani menjual kopi yang ada kepada eksportir, mengingat harganya bertahan rendah," ujarnya.

Dia menyebutkan, panen raya kopi pada sentra perkebunan komoditas itu di Lampung telah berakhir, tetapi petani dan pedagang pengumpul masih ada yang menyimpan biji kopinya.

Ketua Renlitbang Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Lampung Muchtar Lutfie membenarkan adanya penurunan harga kopi, karena dipengaruhi harga di pasaran dunia yang terus menurun.

"Harga biji kopi robusta di bursa London saat ini sekitar 1.450 dolar Amerika Serikat," kata dia.

Menurut dia, penurunan harga biji kopi itu juga dipengaruhi oleh panen raya kopi di Vietnam yang merupakan salah satu produsen kopi robusta terbesar di dunia.

Berdasarkan data Dinas Koperindag Lampung, ekspor biji kopi daerah ini masih cukup tinggi, yakni di atas 40.000 ton pada Oktober 2013.

"Meskipun panen telah usai tapi ekspor biji kopi masih tetap tinggi, mengingat petani dan eksportir masih memiliki persediaan kopi," kata Muchtar menambahkan.

Produksi kopi Lampung mencapai 142.000 ton per tahun dengan luas areal tanaman kopi 163.000 hektare, dan sekitar 230.000 kepala keluarga menggantungkan hidup di sektor perkebunan kopi ini. (Antara)

Pewarta: Oleh Agus Wira Sukarta

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013