Pebisnis dan investor Thailand diajak untuk berinvestasi di sektor logistik Indonesia, dalam kegiatan forum bisnis yang diselenggarakan oleh KBRI Bangkok pada Selasa (9/11).
Dihadiri oleh 47 pengusaha Thailand dari 21 perusahaan yang bergerak di sektor logistik, forum bisnis bertema “Unlocking Opportunities in Logistic Sector to Support Trade and Investment” itu ditujukan untuk mendorong kembali kerja sama Indonesia-Thailand yang kemajuannya sempat stagnan akibat pandemi COVID-19.
“Agar kerja sama ekonomi dan investasi Indonesia-Thailand dapat segera rebound (bangkit kembali—red), perlu keberanian untuk bergerak mendorong pebisnis dan investor Thailand untuk dapat mulai kembali bekerja sama dengan Indonesia. Salah satu keberanian yang sudah saatnya dilakukan yaitu penyelenggaraan forum bisnis secara tatap muka di masa pandemi,” kata Duta Besar RI untuk Thailand Rachmat Budiman dalam keterangan tertulis, Rabu.
Dalam sambutan pembukaannya, Rachmat menyampaikan bahwa meskipun mengalami perlambatan kegiatan perekonomian akibat COVID-19, pergerakan ekonomi riil Indonesia terus membaik.
Pemerintah Indonesia terus berusaha untuk mendorong pergerakan ekonomi Indonesia, antara lain dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Omnibus Law).
UU ini dapat membantu perbaikan ekonomi negara dengan sistem perizinan yang sederhana, lebih mudah, dan cepat sehingga mendorong calon investor lebih tertarik berinvestasi di Indonesia.
“Saat ini, Indonesia membuka kesempatan besar bagi pengusaha asing, khususnya pengusaha Thailand untuk berinvestasi di sektor logistik.Potensi kerja sama di bidang logistik tengah didorong pemerintah Indonesia agar disrupsi logistik yang mengganggu pergerakan rantai pasokan barang dapat teratasi, serta agar upaya Indonesia dan Thailand untuk mendukung terwujudnya ASEAN Logistic Network (Jaringan Logistik ASEAN—red) dapat terealisasi,” ujar Rachmat.
Wakil Ketua Federasi Industri Thailand Kitti Tangjitrmaneesakda dalam sambutannya mengakui potensi Indonesia sebagai mitra bisnis bagi Thailand di kawasan Asia.
Menurut dia, potensi kerja sama yang dapat dikedepankan antara kedua negara adalah bidang e-logistic yang mengharuskan investasi teknologi guna menjawab tantangan di tengah pandemi.
Sementara itu, Ketua Kamar Dagang Indonesia-Thailand Chandra Hartono Jokowidjaja mengajak mitra investor Thailand untuk berinvestasi di Indonesia dengan kemudahan berinventasi sesuai Omnibus Law yang pro bisnis.
Omnibus Law dianggap sebagai motor penggerak yang menawarkan berbagai perbaikan peraturan yang memudahkan investasi, termasuk investasi di bidang logistik di Indonesia, menurut Direktur Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) di Singapura Mohamad Faizal yang hadir secara virtual dalam forum tersebut sebagai pembicara.
“Undang-Undang ini juga mencerminkan komitmen pemerintah RI dalam menarik investor ke Indonesia,” kata Faizal.
Lebih lanjut, sebagai fasilitator kerja sama investasi Indonesia dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, IIPC Singapura menawarkan beberapa peluang investasi yang dapat dimanfaatkan investor Thailand, antara lain pembangunan Kertajati Airport and Aerocity, pengembangan fasilitas Penimbangan Kendaraan Bermotor di Pulau Sumatera dan Jawa, Pelabuhan Udara Singkawang, pengembangan jalur kanal sungai Cikarang-Bekasi, pengembangan Pelabuhan Ambon, Pelabuhan Sorong, Pelabuhan Bitung, serta pengembangan Kawasan Ekonomi Sorong.
Sementara Cyprianus Andriyanto dalam kapasitasnya sebagai Managing Director Samudera Traffic Co. Ltd. di Bangkok berkesempatan berbagi pengalaman membangun Pelabuhan Padalarang di Indonesia.
Menyebut bahwa investasi di sektor logistik dinilai menarik dan menguntungkan, Andriyanto menyampaikan bahwa investasi yang dilakukan dalam membangun pelabuhan di Indonesia dapat menekan biaya tinggi logistik kedua negara yang masih tinggi.
Sementara itu, pembicara dari Federasi Industri Thailand, Udorn Kongkakate, memberikan gambaran menyeluruh mengenai outlook proyeksi pertumbuhan logistik di Thailand tahun 2021-2023.
Disampaikan Ketua Subkomite Logistik Federasi beranggota 45 kelompok industri itu bahwa proyeksi pertumbuhan logistik Thailand akan lebih baik dengan dibukanya kembali Thailand pada masa pandemi.
Saat ini, Thailand berkomitmen untuk meningkatkan pengembangan e-commerce yang akan berpengaruh kepada infrastruktur logistik di Thailand. Tantangan yang dihadapi yaitu lambatnya adaptasi untuk menerapkan e-logistic, serta keterbatasan tenaga kerja terampil di bidang teknologi digital.
Diselenggarakan pertama kalinya dengan kehadiran fisik di masa pandemi, forum bisnis tersebut memberikan kesempatan kepada pengusaha Thailand, Federasi Industri Thailand, Kamar Dagang Indonesia-Thailand, dan KBRI Bangkok untuk memperkuat jejaring kerja sama serta untuk berdiskusi dalam upaya meningkatkan hubungan dan kerja sama.
Kepala Fungsi Ekonomi KBRI Bangkok Aji Nasution selaku moderator menutup kegiatan forum bisnis dengan mengajak hadirin untuk memanfaatkan keberadaan KBRI Bangkok untuk membantu dan memfasilitasi segala pertanyaan dan jejaring yang dapat memudahkan proses pencocokan bisnis (business matchmaking).
Antusiasme peserta untuk mendalami isu logistik dalam mendorong kerja sama perdagangan dan investasi dengan Indonesia terlihat pada sesi tanya jawab. Beberapa penanya meminta penjelasan lebih lanjut mengenai kemudahan berinvestasi pada sektor infrastruktur logistik di Indonesia serta berbagai fasilitas yang ditawarkan pemerintah RI kepada investor.
Sejumlah pengusaha Thailand juga melakukan pembicaraan lanjutan pada pertemuan one-on-one dengan IIPC Singapura secara virtual.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021