Kepala Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Curup drh Firi Asdianto meminta kalangan peternak sapi bali  untuk tidak melepasliarkan ternak peliharaannya karena rentan terserang virus jembrana.

"Peternak sapi bali diminta tidak melepasliarkan ternaknya. Kalau dilepasliarkan berbagai jenis penyakit rentan menyerang ternak seperti serangan virus jembrana, antraks dan lainnya," kata dia saat dihubungi di Rejang Lebong, Bengkulu Minggu.

Dia menjelaskan, kalangan peternak sapi bali di daerah itu saat ini masih memelihara ternaknya di dalam kandang, kalau pun ada yang melepasliarkannya namun pada sore harinya kembali dimasukkan dalam kandang.

Sejauh ini populasi ternak sapi bali di Kabupaten Rejang Lebong, kata dia, tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan yang ada di kabupaten lainnya di Provinsi Bengkulu. Jumlah populasi sapi bali di Rejang Lebong berkisar 4.000 ekor.

Populasi ternak sapi bali di Rejang Lebong ini terbanyak berada di Kecamatan Selupu Rejang, Curup Selatan, Bermani Ulu Raya, Padang Ulak Tanding dan beberapa kecamatan lainnya.

Untuk mencegah penyebaran penyakit ternak di wilayah itu, pihaknya setiap bulan selalu mengadakan penyuluhan dan pembinaan kepada peternak agar selalu menjaga kebersihan kandang, melakukan pengasapan, memberikan vitamin serta tidak melepasliarkan ternaknya.

"Pada tahun ini ada 22 sapi milik peternak yang terserang virus jembrana, sembilan di antaranya mati dan 13 ekor bisa diselamatkan. Untuk mencegah penyebaran virus jembrana saat ini petugas di lapangan tengah melakukan vaksinasi menggunakan vaksin bantuan dari APBN," terangnya.*

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021