London (Antara/Reuters) - Katak yang diberi nama Charles Darwin mulai punah akibat penyakit kulit yang menyerang hewan ampibi itu, kata para ilmuwan.

Jenis katak tersebut mendapat nama seperti nama bapak evolusi yang sekaligus penemu mereka di Chili pada tahun 1834 dalam pengembaraannya keliling dunia menumpang kapal laut Beagle.

Katak-katak tersebut dikenal mampu menghindari predatornya dengan menyaru seperti daun kering, memiliki hidung lancip dan yang jantan membawa kecebong-kecebongnya di dalam kantong suara.

Para peneliti menduga katak utara Darwin, salah satu dari dua jenisnya, telah terbunuh seluruhnya oleh penyakit jamur yang disebut khitridiomikosis yang menjangkiti kulit mereka.

Jumlah jenis katak Darwin di selatan juga turun dengan pesat.

Analisa mengenai penyebaran penyakitnya oleh tim Masyarakat Kebun Binatang London (ZSL) dan universitas Andres Belo di Chili menemukan bahwa habitat mereka tidak dapat membantu kehilangan tersebut tetapi juga tidak bisa menjelaskan kepunahan hewan itu.

"Hanya sedikit contoh yang kami temukan mengenak penyakit ini," kata Andrew Cunningham dari ZSL.

Temuan para peneliti itu disiarkan pada jurnal PLOS ONE. (Antara)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013