Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap Indonesia dapat segera lepas dari jebakan sebagai negara pengekspor berbagai hasil perkebunan sebagai bahan mentah ke berbagai negara.

"Kita ingin secepatnya keluar dari jebakan negara pengekspor bahan mentah dan lepas dari ketergantungan pada produk impor dengan mempercepat revitalisasi industri pengolahan," kata Wapres di Hotel Niagara Parapat, Simalungun, Sumatera Utara, Jumat.

Indonesia telah menjadi pengirim hasil perkebunan sebagai komoditas ekspor bahan mentah tersebut sejak lima abad lalu.

Hal itu justru menjadikan negara lain berpeluang mengembangkan industri pengolahan bahan baku tersebut, dimana produknya diimpor kembali ke Tanah Air.

"Kondisi ini, sayangnya, memberikan peluang kepada negara lain untuk melakukan proses pengolahan bahan baku, industri pengolahan, yang hasil akhirnya kembali diimpor oleh Indonesia," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan sektor pertanian di Indonesia telah terbukti mampu bertahan di masa pandemi COVID-19 dalam kurun waktu dua tahun terakhir.

Dengan kondisi stabilitas di sektor komoditas pertanian tersebut, Syahrul menyatakan komitmennya untuk terus meningkatkan produk pertanian dengan kualitas terbaik.

"Pertanian kita bertahan luar biasa. Banyak negara kolaps menghadapi COVID-19 karena inflasi dan sebagainya. Indonesia tidak karena ada pertanian," ujar Syahrul Yasin Limpo.

Hadir pula dalam acara tersebut ialah Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga, Panglima Komando Daerah Militer I Bukit Barisan Mayjen TNI Hassanudin, Kepala Polda Sumatera Utara Irjen Pol. Panca Putra Simanjuntak serta Ketua Dewan Rempah Indonesia Gamal Nasir.

Pewarta: Fransiska Ninditya

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021