Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat untuk tetap waspada dan menghindari bangunan yang rusak akibat gempa magnitudo 7,4 di Laut Flores karena masih adanya potensi gempa susulan.

"Kami mohon karena gempa-gempa susulan masih terjadi maka mohon agar masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," kata Kepala BMKG Dwikorita dalam konferensi pers yang diikuti secara virtual dari Jakarta pada Selasa,

Dwikorita meminta agar masyarakat di daerah terdampak gempa untuk memeriksa bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak mengalami kerusakan akibat guncangan yang membahayakan kestabilan, sebelum kembali ke dalam rumah.

BMKG sendiri telah mengakhiri peringatan dini tsunami akibat gempa magnitudo 7,4 yang terjadi 112 kilometer barat laut Larantuka di Kabupaten Flores Timur, NTT pada pukul 10.20 WIB, Selasa (14/12).

Berakhirnya peringatan dini itu berarti masyarakat wilayah terdampak sudah bisa kembali ke rumah masing-masing.

BMKG mencatat sedikitnya 15 kali gempa susulan terdeteksi usai gempa pertama pada pukul 10.20 WIB. Sejauh ini, maksimal kekuatan gempa susulan menurut pantauan BMKG adalah magnitudo 5,6.

"Ancaman tsunami sudah berakhir tetapi gempa susulan masih tercatat masih terjadi. Itu sebabnya kami mengimbau tetap tenang, tetapi memastikan bangunan rumahnya masih cukup kuat untuk ditinggali," jelas Dwikorita.

Selain mengingatkan masih adanya potensi gempa susulan, Kepala BMKG juga meminta masyarakat khususnya di Flores Timur bagian utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata untuk tidak melakukan aktivitas di pesisir pantai dan tepian sungai.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021