![pinterest](https://pinterest.com/pin/create/button/?url=https://bengkulu.antaranews.com/berita/20586/pemilih-cerdas-tolak-politik-uang&media=https://cdn.antaranews.com/cache/1200x800/2013/12/20131211pemula.jpg&description="Pemilih cerdas tolak politik uang"){kind=link}
Bengkulu (Antara Bengkulu) - Komisioner KPU Provinsi Bengkulu Zainan
Sagiman mengatakan pemilih cerdas pasti akan menolak politik uang dan
memilih calon anggota legislatif yang berkualitas.
"Tugas kita bersama menjadi pemilih cerdas dan mengajak sebanyak mungkin masyarakat untuk cerdas bersama-sama pada Pemilu 2014," katanya saat menjadi pemateri dalam sosialisasi pemilu kepada pemilih pemula dari kalangan pelajar SMA dan SMK sederajat, Rabu.
Puluhan pelajar dari 35 sekolah tingkat atas di Kota Bengkulu menjadi sasaran sosialisasi pemilih pemula dari KPU.
Zainan mengajak para pemilih pemula yang sudah cukup umur untuk mendapatkan hak politik tersebut menjadi pemilih cerdas.
"Apalagi pada Pemilu 2014 nanti adalah kesempatan pertama sebagai pemilih, jadilah pemilih cerdas," ujarnya.
Dalam sosialisasi tersebut tiga komisioner KPU Provinsi Bengkulu menjadi pemateri tentang Politik, Pemilu dan Demokrasi.
Zainan menekankan pentingnya menggunakan hak politik untuk memajukan bangsa dan negara.
"Bisa dibayangkan kalau tidak ada yang memilih Presiden atau Anggota DPRD, bisa bubar negara kita," katanya.
Setiap suara warga negara menurutnya memiliki peran penting untuk memberikan perbedaan dan harapan untuk kondisi yang lebih baik.
Sebelumnya sejumlah peserta dalam sesi diskusi memberikan pendapat mereka tentang rendahnya partisipasi masyarakat dalam Pemilu.
"Kualitas caleg diragukan, dan ini salah satu yang membuat masyarakat enggan menggunakan hak pilihnya," kata Ketua Organisasi Intra Sekolah (Osis) SMA Negeri 6 Kota Bengkulu, Oktora.
Pemilih pemula ini menilai kualitas caleg menjadi salah satu penentu yang membuat masyarakat menggunakan hak pilihnya atau tidak.
Oktora mengatakan sebagian besar caleg hanya "menjual" tampang atau popularitas, tapi kualitas sebagai wakil rakyat diragukan.
Pelajar SMA Negeri 8 Kota Bengkulu, Neni Haryanti berpendapat rendahnya partisipasi pemilih karena masyarakat merasa tidak ada manfaatnya menggunakan hak pilihnya.
"Masyarakat merasa tidak ada dampaknya bagi mereka untuk memilih seseorang untuk duduk di DPRD," katanya.
Sementara Pengurus Osis SMA Muhammadiyah Kota Bengkulu, Hendri mengatakan salah satu cara menentukan pilihan pada Pemilu Legislatif adalah mencermati visi dan misi caleg tersebut. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Tugas kita bersama menjadi pemilih cerdas dan mengajak sebanyak mungkin masyarakat untuk cerdas bersama-sama pada Pemilu 2014," katanya saat menjadi pemateri dalam sosialisasi pemilu kepada pemilih pemula dari kalangan pelajar SMA dan SMK sederajat, Rabu.
Puluhan pelajar dari 35 sekolah tingkat atas di Kota Bengkulu menjadi sasaran sosialisasi pemilih pemula dari KPU.
Zainan mengajak para pemilih pemula yang sudah cukup umur untuk mendapatkan hak politik tersebut menjadi pemilih cerdas.
"Apalagi pada Pemilu 2014 nanti adalah kesempatan pertama sebagai pemilih, jadilah pemilih cerdas," ujarnya.
Dalam sosialisasi tersebut tiga komisioner KPU Provinsi Bengkulu menjadi pemateri tentang Politik, Pemilu dan Demokrasi.
Zainan menekankan pentingnya menggunakan hak politik untuk memajukan bangsa dan negara.
"Bisa dibayangkan kalau tidak ada yang memilih Presiden atau Anggota DPRD, bisa bubar negara kita," katanya.
Setiap suara warga negara menurutnya memiliki peran penting untuk memberikan perbedaan dan harapan untuk kondisi yang lebih baik.
Sebelumnya sejumlah peserta dalam sesi diskusi memberikan pendapat mereka tentang rendahnya partisipasi masyarakat dalam Pemilu.
"Kualitas caleg diragukan, dan ini salah satu yang membuat masyarakat enggan menggunakan hak pilihnya," kata Ketua Organisasi Intra Sekolah (Osis) SMA Negeri 6 Kota Bengkulu, Oktora.
Pemilih pemula ini menilai kualitas caleg menjadi salah satu penentu yang membuat masyarakat menggunakan hak pilihnya atau tidak.
Oktora mengatakan sebagian besar caleg hanya "menjual" tampang atau popularitas, tapi kualitas sebagai wakil rakyat diragukan.
Pelajar SMA Negeri 8 Kota Bengkulu, Neni Haryanti berpendapat rendahnya partisipasi pemilih karena masyarakat merasa tidak ada manfaatnya menggunakan hak pilihnya.
"Masyarakat merasa tidak ada dampaknya bagi mereka untuk memilih seseorang untuk duduk di DPRD," katanya.
Sementara Pengurus Osis SMA Muhammadiyah Kota Bengkulu, Hendri mengatakan salah satu cara menentukan pilihan pada Pemilu Legislatif adalah mencermati visi dan misi caleg tersebut. (Antara)
Editor : Helti Marini S
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013