Bengkulu (ANTARA) - Universitas Bengkulu bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada (UGM) mengarsipkan bahasa asli pulau terluar Indonesia di Provinsi Bengkulu yaitu Pulau Enggano sebagai upaya mencegah dari kepunahan.
Baca juga: Pemprov Bengkulu: Pembangunan Trans Enggano selesai Desember 2024
Dia mengatakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bengkulu bekerja sama dengan UGM untuk tahap awal ini meneliti bahasa asli Enggano, dan hasilnya nanti baru dibuat dalam bentuk naskah dan diarsipkan.
"Kami akan meneliti bahasa Enggano dan akan diabadikan nanti di dalam dalam naskah teks, kerja sama LPPM Universitas Bengkulu dengan UGM. Insya Allah bahasa Enggano ini akan kami arsipkan biar tidak punah ke depan," kata dia.
Universitas Bengkulu bersama UGM sudah menjalin kerja di bidang keilmuan pengabdian masyarakat di Pulau Enggano Provinsi Bengkulu sejak 2023.
Pada Juni-Agustus 2024, UNIB-UGM telah menggelar kuliah kerja nyata (KKN) kolaborasi dengan mengusung peningkatan agrowisata pulau terluar, Enggano.
Baca juga: Peneliti UGM sebut Bahasa Enggano di Bengkulu terancam punah
Ada program peningkatan potensi UMKM di sini, ada juga bidang pertanian perkebunan dan agrowisata," kata Wakil Ketua PPID UNIB Mohammad Nur Dita Nugroho ketika itu.
Upaya peningkatan bidang agrowisata tersebut kata dia direalisasikan dengan melakukan penanaman bibit varietas Gamagora 7. Varietas padi Gamagora merupakan hasil riset Pusat Inovasi Agroteknologi UGM.
Selain padi Gamagora 7, KKN kalau kolaborasi itu juga menanam tanaman buah seperti alpukat dan durian di kebun buah Desa Banjarsari Enggano, 2.500 bibit buah-buahan ditanam pada lahan seluas lebih kurang 25-50 hektare.