Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) mempersingkat masa isolasi bagi petugas kesehatan yang terpapar COVID-19.
Pengurangan masa isolasi itu dikarenakan rumah sakit kekurangan staf akibat lonjakan kasus baru dan rawat inap.
CDC merevisi pedomannya pada Kamis (23/12), yang mengimbau petugas kesehatan yang terpapar tapi tidak mengalami gejala agar kembali bekerja setelah tujuh hari dan hasil tes berikutnya dinyatakan negatif.
Disebutkan pula bahwa "masa isolasi bisa dipersingkat lagi apabila terjadi krisis staf."
CDC juga mengatakan bahwa pekerja yang telah mendapatkan semua dosis vaksin yang direkomendasikan, termasuk booster, tidak perlu menjalani karantina di rumah.
Pedoman baru itu berlaku bagi seluruh fasilitas layanan kesehatan yang langsung berinteraksi dengan pasien, seperti rumah sakit, panti wreda, klinik gigi, dan tempat medis lainnya.
Sumber: Xinhua
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
Pengurangan masa isolasi itu dikarenakan rumah sakit kekurangan staf akibat lonjakan kasus baru dan rawat inap.
CDC merevisi pedomannya pada Kamis (23/12), yang mengimbau petugas kesehatan yang terpapar tapi tidak mengalami gejala agar kembali bekerja setelah tujuh hari dan hasil tes berikutnya dinyatakan negatif.
Disebutkan pula bahwa "masa isolasi bisa dipersingkat lagi apabila terjadi krisis staf."
CDC juga mengatakan bahwa pekerja yang telah mendapatkan semua dosis vaksin yang direkomendasikan, termasuk booster, tidak perlu menjalani karantina di rumah.
Pedoman baru itu berlaku bagi seluruh fasilitas layanan kesehatan yang langsung berinteraksi dengan pasien, seperti rumah sakit, panti wreda, klinik gigi, dan tempat medis lainnya.
Sumber: Xinhua
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021