Bangui (Antara/Reuters) - Pemimpin sementara Republik Afrika Tengah Michel Djotodia memberhentikan tiga anggota menteri
pemerintahan transisi pada Minggu di tengah bentrokan Kristen-Muslim bulan ini, kata juru bicara kepresidenan.

Mereka termasuk Menteri Keuangan Christophe Mbremaidou, Menteri Pembangunan Perdesaan Joseph Bedounga dan Menteri Keamanan Josue
Binoua, yang dituduh menimbun senjata di rumahnya, kata Guy Simplice Kodegue.

Lebih dari 500 orang tewas dan 189.000 lainnya telah mengungsi di ibu kota Bangui saja sejak milisi terutama Kristen menyerang kota, yang dikendalikan oleh mantan gerilyawan  Muslim yang setia kepada Djotodia, pada 5 Desember.

Sementara Prancis menyatakan akan meminta bantuan lagi dari para mitranya di Eropa untuk memperkuat misi penjaga perdamaian di Republik Afrika Tengah itu, kata Menteri Luar Negeri Laurent Fabius Minggu.

Prancis telah mengerahkan 1.600 tentara ke negara Afrika itu untuk mencegah meningkatnya pertumpahan darah antara gerilyawan Muslim terbesar Seleka yang  menggulingkan mantan Presiden Francois Bozize dan milisi-milisi Kristen berperang melawan mereka.

Misi resmi PBB telah membantu mengembalikan beberapa ketenangan di ibu kota Bangui, tetapi Fabius mengatakan kekerasan bisa terjadi lagi dalam memburuknya situasi kemanusiaan bagi puluhan ribu
pengungsi.

Sementara negara-negara Eropa termasuk Polandia, Inggris, Jerman,
Spanyol dan Belgia telah memberikan berbagai bentuk bantuan,
dan pasukan Prancis intervensi sendiri.

"Itu adalah kenyataan, masalah besar," kata Fabius kepada radio Europe 1.

"Besok, saya akan pergi ke Dewan Menteri Luar Negeri dan akan meminta (mitra Eropa) untuk  meningkatkan bantuan, memperkuat bantuan, termasuk di lapangan."

Dukungan  di dalam negeri untuk intervensi Prancis telah  merosot, kata satu jajak pendapat menunjukkan pada Sabtu, beberapa hari setelah dua tentara Prancis tewas dalam baku tembak selama patroli di Bangui.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013