Bantaeng (Antara) - Lima Industri Kecil Menengah (IKM) yang bergerak di sektor pengolahan tempe dan tahu di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan mendapat bantuan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan (Kemenperindag).

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi Drs H Abdul Gani, MBA di Bantaeng, Kamis mengatakan masing-masing IKM mendapat bantuan senilai Rp 50 juta dalam bentuk barang.

Kelima IKM yang mendapat bantuan senilai Rp 250 juta tersebut masing-masing IKM Sumber Barokah, IKM Baroqah Jaya, Sumber Urip, Maju Mapan dan IKM Mandiri.  

Barang tersebut berupa mesin pemecah kedelai, mesin pengupas kulit kedelai, dandang perebus, mesin giling, pompa air, burner LPG, tungku, bak cucian serta meja kerja.

Abdul Gani berharap, bantuan dapat dimaksimalkan untuk memproduksi  tempe dan tahu berkualitas. Kebutuhan kedua jenis bahan pangan tersebut meningkat selama musim hujan.

Pemilik usaha tempe Sumber Barokah, Hima Tuchoiron mengakui terjadinya peningkatan permintaan selama musim hujan melanda daerah berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar dan sekitarnya.

Produksi selama musim hujan mencapai 300 Kg yang dipasarkan di Bantaeng dan kabupaten tetangga seperti Kabupaten Jeneponto.

"Kami harus pandai-pandai melihat keadaan, bila angin kencang, otomatis kami menambah produksi karena nelayan takut melaut," ujarnya.

Meski begitu, Hima yang berencana membentuk organisasi pengusaha tempe tahu itu berharap pemerintah dapat menjaga harga kedelai yang menjadi bahan utama pembuatan tempe dan tahu.

Selama ini, katanya lagi, harga kedelai masih tinggi mencapai Rp 9.000/kg. Harga tersebut jauh dari harga normal yang hanya Rp 6000 hingga Rp 7.000/kg.

Bila harga kedelai bergejolak, terpaksa dilakukan siasat antara lain dengan mengirit ketebalan tempe dan tahu. Selain itu, dilakukan pula pengurangan volume produksi.

Pemilik usaha tempe tahu Sumber Barokah itu juga mengatakan, dengan bantuan peralatan ini, pihaknya akan meningkatkan kualitas, terutama kebersihan agar higienis dan sesuai standar CCOP.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014