Chef Norman Ismail membagikan sejumlah tips untuk memulai masak makanan sehat yang dapat diterapkan sehari-hari, mulai dari jenis makanan, kandungan gizi, hingga cara pengolahan.
Ia mengatakan mengubah gaya hidup dengan memasak menu sehat memang membutuhkan niat dan komitmen. Hal ini dapat diawali dengan membuat masakan yang mudah, seperti masakan khas Indonesia.
Masakan Indonesia yang bisa ditemui sehari-hari, lanjut Chef Norman, banyak mencakup ragam berbasis healty food atau makanan sehat, mulai dari gado-gado, pepes ayam, pepes ikan, pepes tahu, lalapan, ikan panggang, dan sebagainya.
“Banyak sekali aneka masakan Indonesia. Cara masaknya, boleh pakai masakan western atau masakan Indonesia, itu sebetulnya basisnya adalah healty food tergantung dari bagaimana cara kita mengolahnya,” katanya dalam sesi workshop memasak bersama Tokopedia, di Modena Experience Center Suryo, Jakarta, Selasa.
Makanan sehat bukan sekadar berkaitan dengan rendah kalori dan rendah lemak. Pada dasarnya, kata Chef Norman, makanan sehat berarti bisa memenuhi kebutuhan asupan gizi harian setiap individu.
“Setiap orang itu mempunyai kebutuhan gizi yang berbeda-beda dan tergantung ada penyakit apa, itu biasanya tergantung dari kondisi tertentu,” tuturnya.
Dalam memilih menu, usahakan membuat kombinasi menu yang kaya akan serat, protein, karbohidrat, lemak, dan seterusnya.
Ia mengatakan tren makanan sehat di Indonesia saat ini telah mengadopsi konsep “isi piringku” yang menggantikan konsep 4 sehat 5 sempurna.
“Setengah porsi dari piring itu adalah serat 3/4-nya adalah kacang-kacangan dan sayur-sayuran, serta 1/3-nya adalah buah-buahan. Kemudian yang di sebelah kirinya ada karbohidrat dan sumber protein,” kata Chef Norman.
Ia mengatakan banyak orang memiliki persepsi keliru dengan menghindari bahkan memusuhi karbohidrat serta lemak. Padahal keduanya dibutuhkan untuk proses metabolisme di dalam tubuh dan pembakaran untuk energi.
Ia menambahkan bahwa yang berbahaya adalah kandungan gula di dalam sumber karbohidrat seperti nasi.
“Kalau bisa asupan gula itu dibatasi. Kalaupun misalnya makan makanan karbohidrat, konsumsilah karbohidrat yang kompleks yang bukan karbohidrat olahan, seperti jagung, ubi, kacang-kacangan, dan sebagainya,” ujarnya.
Yang tak kalah penting, jagalah kebersihan tidak hanya pada saat mengolah makanan tetapi juga pada saat membersihkan bahan-bahan mentah dan peralatan memasak.
“Misalnya beli ayam dari pasar lalu dicuci. Yang tadinya wastafel kita bersih dan tidak ada bakteri, tapi pada saat kita mencuci ayam, wastafel itu jadi ada bakterinya. Sehabis mencuci ayam, terus kita cuci piring, kemudian itu terjadilah perpindahan bakteri,” kata Chef Norman.
Selain kebersihan, pemisahan bahan-bahan makanan sejenis, terutama di dalam lemari es, juga harus diperhatikan higenitasnya.
“Penyimpanan di dalam lemari es pun juga harus berhati-hati, karena kalau misalnya tidak berhati-hati, di dalam lemari es kita juga bisa ada sirkulasi bakteri dari ayam, daging, sayuran, dan lain-lain,” pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
Ia mengatakan mengubah gaya hidup dengan memasak menu sehat memang membutuhkan niat dan komitmen. Hal ini dapat diawali dengan membuat masakan yang mudah, seperti masakan khas Indonesia.
Masakan Indonesia yang bisa ditemui sehari-hari, lanjut Chef Norman, banyak mencakup ragam berbasis healty food atau makanan sehat, mulai dari gado-gado, pepes ayam, pepes ikan, pepes tahu, lalapan, ikan panggang, dan sebagainya.
“Banyak sekali aneka masakan Indonesia. Cara masaknya, boleh pakai masakan western atau masakan Indonesia, itu sebetulnya basisnya adalah healty food tergantung dari bagaimana cara kita mengolahnya,” katanya dalam sesi workshop memasak bersama Tokopedia, di Modena Experience Center Suryo, Jakarta, Selasa.
Makanan sehat bukan sekadar berkaitan dengan rendah kalori dan rendah lemak. Pada dasarnya, kata Chef Norman, makanan sehat berarti bisa memenuhi kebutuhan asupan gizi harian setiap individu.
“Setiap orang itu mempunyai kebutuhan gizi yang berbeda-beda dan tergantung ada penyakit apa, itu biasanya tergantung dari kondisi tertentu,” tuturnya.
Dalam memilih menu, usahakan membuat kombinasi menu yang kaya akan serat, protein, karbohidrat, lemak, dan seterusnya.
Ia mengatakan tren makanan sehat di Indonesia saat ini telah mengadopsi konsep “isi piringku” yang menggantikan konsep 4 sehat 5 sempurna.
“Setengah porsi dari piring itu adalah serat 3/4-nya adalah kacang-kacangan dan sayur-sayuran, serta 1/3-nya adalah buah-buahan. Kemudian yang di sebelah kirinya ada karbohidrat dan sumber protein,” kata Chef Norman.
Ia mengatakan banyak orang memiliki persepsi keliru dengan menghindari bahkan memusuhi karbohidrat serta lemak. Padahal keduanya dibutuhkan untuk proses metabolisme di dalam tubuh dan pembakaran untuk energi.
Ia menambahkan bahwa yang berbahaya adalah kandungan gula di dalam sumber karbohidrat seperti nasi.
“Kalau bisa asupan gula itu dibatasi. Kalaupun misalnya makan makanan karbohidrat, konsumsilah karbohidrat yang kompleks yang bukan karbohidrat olahan, seperti jagung, ubi, kacang-kacangan, dan sebagainya,” ujarnya.
Yang tak kalah penting, jagalah kebersihan tidak hanya pada saat mengolah makanan tetapi juga pada saat membersihkan bahan-bahan mentah dan peralatan memasak.
“Misalnya beli ayam dari pasar lalu dicuci. Yang tadinya wastafel kita bersih dan tidak ada bakteri, tapi pada saat kita mencuci ayam, wastafel itu jadi ada bakterinya. Sehabis mencuci ayam, terus kita cuci piring, kemudian itu terjadilah perpindahan bakteri,” kata Chef Norman.
Selain kebersihan, pemisahan bahan-bahan makanan sejenis, terutama di dalam lemari es, juga harus diperhatikan higenitasnya.
“Penyimpanan di dalam lemari es pun juga harus berhati-hati, karena kalau misalnya tidak berhati-hati, di dalam lemari es kita juga bisa ada sirkulasi bakteri dari ayam, daging, sayuran, dan lain-lain,” pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022