Jakarta (Antara) - Berbagai jenis makanan dan minuman selalu tersaji saat perayaan
tahun baru Imlek, namun pindang bandeng adalah makanan yang tak boleh
terlewatkan dan selalu menjadi favorit tamu yang datang.
"Dari generasi ke genarasi, selalu harus ada sajian makanan pindang bandeng, tidak boleh tidak, pasti selalu ada, karena sudah tradisi," kata salah satu warga Petak Sembilan, Hartanto (54) yang juga pengurus vihara Dharma Jaya, di Petak Sembilan, Jakarta, Kamis.
Menurutnya, setiap tamu yang berkunjung saat Imlek, pasti mendambakan makanan khas pindang bandeng yang disajikan dengan kuah kental dan biasanya disediakan dalam jumlah banyak.
"Tak sampai setengah jam, pasti pindang bandeng di mangkok akan cepat habis, maka itu tuan rumah harus sedia banyak," ujar Hartanto lalu terkekeh kepada ANTARA News.
Selain pindang bandeng, biasanya juga tersedia minuman-minuman ringan di meja setiap rumah masyarakat yang merayakan Imlek. Kemudian, agar anak-anak senang, biasanya tuan rumah juga menyediakan aneka permen dan biskuit di meja tamu.
Warga Petak Sembilan lainnya, Koe Hoeng Woei, atau akrab disapa Awai (61) mengatakan selain pindang bandeng, kudapan dodol China juga tidak boleh lupa untuk dihidangkan di meja makan.
"Tapi yang paling favorit sebenarnya bukan makanannya, tapi makan bareng sama keluarga masing-masing," ujarnya.
Makna Angpau
Perayaan Imlek juga identik dengan pemberian angpau, atau hadiah berbentuk uang yang diberikan ketika musim perayaan atau peristiwa khas dalam masyarakat China.
Bagi Hartanto, angpau memiliki makna lain yang tidak terukur dari jumlah uang yang diberikan. Angpau, bagi dia, adalah tanda penghormatan dan penghargaan antara sesama manusia.
"Jika atasan saya memberikan saya angpau, mau jumlahnya hanya Rp1.000 pun, saya sangat senang, karena itu tandanya atasan saya menghargai dan menghormati saya," ujarnya.
"Maka dari itu, angpau itu tidak boleh ditolak," tambah dia. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014
"Dari generasi ke genarasi, selalu harus ada sajian makanan pindang bandeng, tidak boleh tidak, pasti selalu ada, karena sudah tradisi," kata salah satu warga Petak Sembilan, Hartanto (54) yang juga pengurus vihara Dharma Jaya, di Petak Sembilan, Jakarta, Kamis.
Menurutnya, setiap tamu yang berkunjung saat Imlek, pasti mendambakan makanan khas pindang bandeng yang disajikan dengan kuah kental dan biasanya disediakan dalam jumlah banyak.
"Tak sampai setengah jam, pasti pindang bandeng di mangkok akan cepat habis, maka itu tuan rumah harus sedia banyak," ujar Hartanto lalu terkekeh kepada ANTARA News.
Selain pindang bandeng, biasanya juga tersedia minuman-minuman ringan di meja setiap rumah masyarakat yang merayakan Imlek. Kemudian, agar anak-anak senang, biasanya tuan rumah juga menyediakan aneka permen dan biskuit di meja tamu.
Warga Petak Sembilan lainnya, Koe Hoeng Woei, atau akrab disapa Awai (61) mengatakan selain pindang bandeng, kudapan dodol China juga tidak boleh lupa untuk dihidangkan di meja makan.
"Tapi yang paling favorit sebenarnya bukan makanannya, tapi makan bareng sama keluarga masing-masing," ujarnya.
Makna Angpau
Perayaan Imlek juga identik dengan pemberian angpau, atau hadiah berbentuk uang yang diberikan ketika musim perayaan atau peristiwa khas dalam masyarakat China.
Bagi Hartanto, angpau memiliki makna lain yang tidak terukur dari jumlah uang yang diberikan. Angpau, bagi dia, adalah tanda penghormatan dan penghargaan antara sesama manusia.
"Jika atasan saya memberikan saya angpau, mau jumlahnya hanya Rp1.000 pun, saya sangat senang, karena itu tandanya atasan saya menghargai dan menghormati saya," ujarnya.
"Maka dari itu, angpau itu tidak boleh ditolak," tambah dia. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014