Bibir sumbing merupakan kelainan bawaan janin yang ditandai dengan adanya celah pada bibir dan atau langit-langit mulut. Celah tersebut bisa muncul di tengah, kanan, atau bagian kiri bibir.

Celah pada bibir dan langit-langit mulut terjadi karena tidak sempurnanya penyatuan jaringan di bibir atau di langit-langit mulut janin, sehingga terbentuk celah.

"Biasanya, proses proses pembentukan organ pada janin, termasuk penyatuan tersebut terjadi pada trimester pertama kehamilan," kata Dr. drg. Andi Budihardja, Sp.BM (K) dalam temu wicara pada Kamis.

Drg. Andi yang merupakan seorang dokter spesialis bedah mulut menjelaskan belum diketahui secara pasti penyebab celah bibir dan celah langit-langit mulut. Namun kondisi tersebut dipercaya terjadi akibat kombinasi faktor genetik dan lingkungan.

Beberapa faktor penyebab bibir sumbing di antaranya adalah kebiasaan konsumsi alkohol selama hamil, paparan radiasi, serta termasuk kurangnya asupan nutrisi ibu hamil termasuk asam folat.

"Terkadang ada ibu pasien ingat minum vitamin asam folat saat sudah tahu hamil, kadang itu kandungan sudah dua bulan. Padahal sebaiknya asam folat sudah dikonsumsi saat mempersiapkan kehamilan," kata kata drg. Andi.

Oleh sebab itu, sebagai pencegahan, ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter guna mengetahui perkembangan janin dan kondisi ibu hamil.

Bibir sumbing biasanya akan terdeteksi oleh dokter saat bayi baru lahir. Jika terdiagnosis maka harus segera mengikuti saran dokter dan mengikuti terapi yang disarankan.

Selain bisa diketahui saat bayi lahir, bibir sumbing juga bisa terdeteksi selama kehamilan. Pemeriksaan USG kehamilan yang dilakukan pada minggu ke-18 hingga ke-21 biasanya akan menunjukkan adanya kelainan pada area wajah janin.

Saat bayi terdiagnosa mengalami celah bibir atau celah langit-langit mulut, maka perawatan komprehensif perlu dilakukan.

Smile Train Indonesia sebagai bagian dari organisasi nirlaba yang berfokus pada bantuan perawatan bibir sumbing dan celah langit-langit mulut menyediakan perawatan komprehensif bagi pasien bibir sumbing di beberapa daerah di indonesia.

Hari ini, Smile Train merayakan 100.000 operasi sumbing dari Sabang sampai Merauke, "100K Surgery Celebration – Creating Smiles with Smile Train Indonesia".

Artinya, telah genap 100.000 anak Indonesia mendapatkan kembali senyuman mereka berkat dukungan selama dua dekade dari Smile Train Indonesia beserta para mitra, lewat rangkaian operasi dan perawatan yang selama ini dikenal dengan Comprehensive Cleft Care (CCC). Sejumlah ahli kesehatan yang menjadi mitra, mulai dari dokter ahli bedah hingga psikolog; duduk bersama keluarga besar Smile Train Indonesia dan keluarga pasien untuk membahas lima hal kunci penanganan bibir sumbing; Operasi Sumbing dan Comprehensive Cleft Care, Perawatan Terapi Wicara dan Kisah Sukses, Kesehatan Oral dan Perawatan Ortodontis Sumbing, Dukungan Psikologis melalui Buku “Mental Health Activities.”

Catatan Smile Train menyebutkan, di Indonesia tercatat, 1 dari 700 bayi terlahir dengan kondisi celah pada bibir dan/atau langit-langit mulut. Jika dibiarkan, kondisi dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental mereka untuk jangka panjang.

Deasy Larasati, Country Manager dan Program Director Smile Train Indonesia mengatakan selama 20 tahun, permasalahan bibir sumbing dan/atau celah langit-langit mulut kerap dihadapi oleh anak-anak Indonesia di berbagai daerah, dan berbagai tingkatan ekonomi.

"Sejak tahun 2002, kami telah menyaksikan langsung bahwa edukasi dan akses terhadap fasilitas kesehatan kerap menjadi kunci agar kondisi sumbing bisa mendapat perawatan yang tepat. 100.000 operasi yang kita selebrasikan hari ini, tentunya tidak akan terwujud tanpa dukungan utama dari keluarga pasien, rekan-rekan media yang senantiasa membantu kami menyebarkan pesan kebaikan, ratusan rumah sakit yang menjadi mitra kami, para dokter, pekerja sosial, para sponsor, serta mitra kami di TNI dan POLRI yang telah mendukung Smile Train untuk menjangkau lebih banyak pasien dari seluruh Indonesia."
 

Pewarta: Ida Nurcahyani

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022