Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan sejumlah penyebab masih tingginya angka kecelakaan lalu lintas di jalan, antara lain faktor cuaca dan sarana serta prasarana transportasi darat.
Dalam FGD: Sidang Para Pakar Keselamatan Transportasi Jalan yang dipantau di Jakarta, Rabu, Budi menuturkan belakangan ini banyak kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan angkutan umum baik angkutan barang maupun angkutan penumpang.
"Terjadinya kecelakaan lalu lintas tentunya tidak terlepas dari kondisi iklim dan cuaca ekstrem saat ini serta beberapa faktor yang mempengaruhi keselamatan di jalan raya, meliputi budaya berlalu lintas, kompetensi pengemudi, pemahaman regulasi serta kondisi sarana prasarana transportasi darat," katanya.
Budi mengatakan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas.
Namun, keselamatan transportasi jalan juga perlu diimbangi dengan keterlibatan dan partisipasi aktif pihak-pihak terkait baik pengguna jasa maupun pemilik dan operator, serta pemerintah sebagai pengatur sistem transportasi.
Budi juga menekankan pentingnya hubungan antarpemangku kepentingan yang kondusif dan berkesinambungan untuk mendukung keselamatan lalu lintas dan angkutan.
Hal itu mengacu pada Inpres Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan.
"Ini merupakan acuan bagi kita semua dalam mensinergikan penyusunan dokumen perencanaan, pelaksanaan, pengendalian keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan," imbuhnya.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat angka kecelakaan di jalan masih perlu jadi perhatian di mana pada 2020 yang lalu tercatat angka kecelakaan sebanyak 100 ribu kasus dengan fatalitasnya sebanyak 23 ribu kasus.
Sementara di 2021 terdapat 103 ribu kasus kecelakaan dan 25 ribu kasus fatalitas.
"Artinya dalam satu tahun terjadi kenaikan 3.000 kecelakaan dan 2.000 fatalitas," kata Direktur Sarana Transportasi Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Danto Restyawan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
Dalam FGD: Sidang Para Pakar Keselamatan Transportasi Jalan yang dipantau di Jakarta, Rabu, Budi menuturkan belakangan ini banyak kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan angkutan umum baik angkutan barang maupun angkutan penumpang.
"Terjadinya kecelakaan lalu lintas tentunya tidak terlepas dari kondisi iklim dan cuaca ekstrem saat ini serta beberapa faktor yang mempengaruhi keselamatan di jalan raya, meliputi budaya berlalu lintas, kompetensi pengemudi, pemahaman regulasi serta kondisi sarana prasarana transportasi darat," katanya.
Budi mengatakan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas.
Namun, keselamatan transportasi jalan juga perlu diimbangi dengan keterlibatan dan partisipasi aktif pihak-pihak terkait baik pengguna jasa maupun pemilik dan operator, serta pemerintah sebagai pengatur sistem transportasi.
Budi juga menekankan pentingnya hubungan antarpemangku kepentingan yang kondusif dan berkesinambungan untuk mendukung keselamatan lalu lintas dan angkutan.
Hal itu mengacu pada Inpres Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan.
"Ini merupakan acuan bagi kita semua dalam mensinergikan penyusunan dokumen perencanaan, pelaksanaan, pengendalian keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan," imbuhnya.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat angka kecelakaan di jalan masih perlu jadi perhatian di mana pada 2020 yang lalu tercatat angka kecelakaan sebanyak 100 ribu kasus dengan fatalitasnya sebanyak 23 ribu kasus.
Sementara di 2021 terdapat 103 ribu kasus kecelakaan dan 25 ribu kasus fatalitas.
"Artinya dalam satu tahun terjadi kenaikan 3.000 kecelakaan dan 2.000 fatalitas," kata Direktur Sarana Transportasi Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Danto Restyawan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022