Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan menegaskan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sebagai pusat pertumbuhan baru ekonomi nasional.

"Pemindahan IKN ke kawasan yang relatif mentah tapi sangat potensial ini berdasarkan visi ekonomi berkelanjutan, tidak hanya dari aspek lingkungan hidup, tapi juga aspek pertumbuhan ekonomi," kata Budi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Dia menjelaskan pertumbuhan yang selama ini terpusat di Pulau Jawa harus diperluas ke kawasan lain. Kalimantan dipilih karena posisi dan potensinya yang ideal untuk tumbuh berkelanjutan.

Budi mengatakan potensi itu yang sedang dikelola Pemerintah, agar pada saatnya nanti dengan sendirinya akan menjadi mesin pertumbuhan secara berkelanjutan.

Menurut Budi, pemerintahan memulai dengan pembangunan infrastruktur dasar, dilanjutkan pembangunan istana dan gedung-gedung pemerintahan, sehingga pemindahan aparatur negara sudah bisa dilaksanakan bertahap hingga 2024.

Secara simultan Pemerintah, melalui APBN, juga akan membangun infrastruktur dasar di seluruh kawasan IKN yang akan menjadi pemicu pembangunan berkelanjutan tersebut.

"Pendanaan urunan masyarakat dalam pengertian filantropi atau sumbangan hanya sebagian saja, sebagai simbol gotong royong bangsa mewujudkan ibu kota negaranya. Selebihnya, energi pertumbuhan IKN tetap berasal dari potensi ekonominya yang berkelanjutan,” ujar Budi.

Dia mengatakan urun dana masyarakat dalam perspektif ekonomi berkelanjutan adalah skema pembiayaan campuran (blended finance) yang banyak diadopsi untuk menyukseskan proyek-proyek kolosal di berbagai belahan dunia.

Skema itu tidak hanya mampu mengumpulkan modal yang besar, tetapi juga bisa memberikan energi pertumbuhan yang sangat panjang karena mengnyinergikan banyak sumber daya untuk satu tujuan besar.

“Skema blended finance ini diisyaratkan Undang-Undang Nomor 13/2022 tentang IKN. Bahwa selain didanai dari APBN, pembiayaan IKN Nusantara juga menggabungkan dana yang diperoleh dari BUMN, potensi daerah, perbankan nasional, perusahaan swasta, hingga individu entrepeneur masyarakat. Skema ini dapat memenuhi kebutuhan pembiayaan IKN untuk menjadi pusat pertumbuhan 10 sampai 20 tahun ke depan,” kata Budi pula.

Menurut Budi, tantangannya adalah bagaimana membuat instrumen dengan fitur keuangan berkelanjutan yang menarik. Terutama, dengan menghilangkan atau menurunkan risiko-risiko dan menaikkan kelayakan investasi untuk jangka menengah dan panjang.

“Ini strategi besar dan berjangka panjang untuk masa depan IKN Nusantara. Belajar dari kegagalan pemindahan ibu kota negara lain, kita harus mengoptimalkan potensi ekonomi berkelanjutan IKN Nusantara sejak awal," katanya lagi.

Potensi untuk investasi yakni menumbuhkan kawasan dengan enam klaster yaitu teknologi bersih, farmasi, pertanian, ekowisata, kimia, energi rendah karbon ditambah dua klaster pendukung berupa pendidikan abad 21 dan smart city-pusat industri 4.0.

"IKN juga sangat potensial menjadikan superhub logistik untuk kawasan tengah, timur, dan utara Indonesia. Kegagalan pemindahan ibu kota negara lain karena absennya industri, ketiadaan energi pertumbuhan,” kata Budi menegaskan.

Pewarta: Fauzi

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022