Kepolisian resor kota besar (Polrestabes) Palembang, Sumatera Selatan menerjunkan sebanyak 926 personel gabungan lengkap dengan alat pelindung diri dan mobil pengurai massa untuk mengamankan aksi demonstrasi mahasiswa.
Demonstrasi “Aksi Tuntutan Daerah Serentak Nasional” diikuti sebanyak ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Indonesia tersebut berlangsung di Jalan POM IX, Kecamatan Ilir Barat I atau tepat di depan gerbang kantor DPRD Provinsi Sumatera Selatan, pada Kamis siang sejak pukul 14.00 WIB.
Kepala Polrestabes Palembang Kombes Pol Mokhmad Ngajib di lokasi demonstrasi mengatakan personel yang diterjunkan tersebut diperintahkan untuk tetap mengedepankan pendekatan preventif sehingga mahasiswa bisa menyampaikan aspirasinya tanpa berujung kericuhan.
“Demonstrasi berlangsung tertib. Seluruhnya berjalan dengan lancar dan aman dan semuanya saling membantu dan memahami untuk mencari solusi yang terbaik,” kata dia.
Ngajib memastikan personel gabungan kepolisian tersebut akan mengawal para mahasiswa yang telah membubarkan diri tetap aman sampai ke rumah mereka masing-masing.
“Kami tetap mengawal dan memastikan mereka pulang ke rumah dengan aman. Jalan yang sebelumnya diblokade juga sudah dibuka dan bisa dilalui kendaraan umum kembali,” imbuhnya.
Sementara itu Presiden Mahasiswa Universitas Sriwijaya Hansen Febriyansyah mengatakan dalam demonstrasi tersebut mereka menyampaikan beberapa tuntutan kepada pemerintah pusat untuk menyikapi permasalahan yang harus diselesaikan karena dipandang memberatkan masyarakat dan mencederai demokrasi.
Tuntutan mahasiswa tersebut diantaranya mahasiswa meminta pimpinan pemerintah pusat untuk menolak gagasan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode, menuntut pemerintah untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok termasuk pasokan di pasar, dan mengusut tuntas dan menangkap mafia minyak goreng.
“Tuntutan itu kami amanahkan kepada Ketua DPRD Provinsi Sumatera Selatan, sebagai perwakilan suara rakyat Sumatera Selatan. Kami harap amanah itu dijalankan dengan menyampaikan langsung kepada pimpinan pemerintah pusat seperti yang disepakati tadi,” katanya didampingi para presiden mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Indonesia seluruh Sumatera Selatan.
Ribuan mahasiswa yang membawa atribut poster, spanduk dan tiga mobil bak terbuka berisi alat pengeras suara itu pun membubarkan diri dengan tertib setelah tuntutan mahasiswa tersebut diterima oleh Ketua DPRD Provinsi Sumatera Selatan pada pukul 17.40 WIB.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
Demonstrasi “Aksi Tuntutan Daerah Serentak Nasional” diikuti sebanyak ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Indonesia tersebut berlangsung di Jalan POM IX, Kecamatan Ilir Barat I atau tepat di depan gerbang kantor DPRD Provinsi Sumatera Selatan, pada Kamis siang sejak pukul 14.00 WIB.
Kepala Polrestabes Palembang Kombes Pol Mokhmad Ngajib di lokasi demonstrasi mengatakan personel yang diterjunkan tersebut diperintahkan untuk tetap mengedepankan pendekatan preventif sehingga mahasiswa bisa menyampaikan aspirasinya tanpa berujung kericuhan.
“Demonstrasi berlangsung tertib. Seluruhnya berjalan dengan lancar dan aman dan semuanya saling membantu dan memahami untuk mencari solusi yang terbaik,” kata dia.
Ngajib memastikan personel gabungan kepolisian tersebut akan mengawal para mahasiswa yang telah membubarkan diri tetap aman sampai ke rumah mereka masing-masing.
“Kami tetap mengawal dan memastikan mereka pulang ke rumah dengan aman. Jalan yang sebelumnya diblokade juga sudah dibuka dan bisa dilalui kendaraan umum kembali,” imbuhnya.
Sementara itu Presiden Mahasiswa Universitas Sriwijaya Hansen Febriyansyah mengatakan dalam demonstrasi tersebut mereka menyampaikan beberapa tuntutan kepada pemerintah pusat untuk menyikapi permasalahan yang harus diselesaikan karena dipandang memberatkan masyarakat dan mencederai demokrasi.
Tuntutan mahasiswa tersebut diantaranya mahasiswa meminta pimpinan pemerintah pusat untuk menolak gagasan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode, menuntut pemerintah untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok termasuk pasokan di pasar, dan mengusut tuntas dan menangkap mafia minyak goreng.
“Tuntutan itu kami amanahkan kepada Ketua DPRD Provinsi Sumatera Selatan, sebagai perwakilan suara rakyat Sumatera Selatan. Kami harap amanah itu dijalankan dengan menyampaikan langsung kepada pimpinan pemerintah pusat seperti yang disepakati tadi,” katanya didampingi para presiden mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Indonesia seluruh Sumatera Selatan.
Ribuan mahasiswa yang membawa atribut poster, spanduk dan tiga mobil bak terbuka berisi alat pengeras suara itu pun membubarkan diri dengan tertib setelah tuntutan mahasiswa tersebut diterima oleh Ketua DPRD Provinsi Sumatera Selatan pada pukul 17.40 WIB.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022