Bengkulu (Antara) - Masyarakat Bengkulu menilai persaingan antara lelaki dan perempuan memperebutkan kursi di dewan perwakilan baik daerah maupun pusat kian ketat.

"Ini terbukti dari iklan dan poster yang terpasang di sejumlah sudut jalan dan kendaraan-kendaraan umum terlihat imbang antara laki-laki dan perempuan," kata Suherman, warga Kota Bengkulu.

Ia mengharapkan kaum perempuan tersebut memiliki peluang besar terpilih sehingga lebih memberikan warna di lembaga DPD, DPRD tingkat kabupaten dan kota, DPRD provinsi serta DPRRI.

Namun, lanjut dia, untuk memilih caleg perempuan tersebut harus dilihat pula latarbelakangnya, terutama terkait moral yang bersangkutan.

"Jangan sampai mereka melakukan politik uang untuk mendapatkan kekuasaan, sehingga ketika duduk akan berupaya mengembalikan uang yang telah dikeluarkan. Untuk caleg seperti ini, jangan dipilih," sarannya.

Beberapa hari lalu, sejumlah calon anggota legislatif perempuan untuk DPRD kabupaten/kota dan provinsi di Bengkulu, mendeklarasikan bersih politik uang pada Pemilu Legislatif 2014.

"Kami mengundang seluruh caleg perempuan untuk tingkat kabupaten/kota dan provinsi untuk deklarasi bersama, politik yang bersih 'wani piro'," kata Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Bengkulu Eko Sugianto, pencetus gagasan tersebut.

Ia mengatakan deklarasi bersama tersebut juga dalam rangka memperingati Hari Perempuan se-Dunia, 8 Maret 2014.

Selain para caleg perempuan yang akan bertarung pada Pemilu Legislatif 2014, acara tersebut juga dihadiri pengurus partai politik dan organisasi masyarakat.

Sebelum deklarasi, empat narasumber yakni dari perwakilan Pengurus Besar Nahdatul Ulama Provinsi Bengkulu, Yayasan 'Aisyiyah Bengkulu, KPU Bengkulu dan Bawaslu Bengkulu.

Eko mengatakan materi yang disampaikan para narasumber tersebut kiranya memberikan penguatan kepada caleg-caleg perempuan untuk berjuang sesuai jalur yang benar.

"Ini bagian dari pendidikan politik, sekaligus memperingati hari perempuan sedunia," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa untuk DPRD tingkat provinsi, ada 213 orang calon anggota legislatif dari kalangan perempuan.

Komisioner KPU Provinsi Bengkulu Siti Baroroh mengatakan bahwa caleg berkualitas tidak akan menggunakan kekuatan uang untuk memenangkan hati masyarakat.

"Kalau memakai uang berarti caleg itu tidak berkualitas, jadi jangan dipilih," katanya.

Calon anggota legislatif dari PKS Sefti Yuslinah mengatakan, kegiatan itu sangat positif untuk menciptakan pesta demokrasi yang berkualitas.

Namun, kegiatan ini menurutnya juga perlu dilaksanakan untuk caleg pria, sehingga jangan sampai ada anggapan bahwa hanya caleg perempuan yang bersih politik uang.

Selain itu, pemilih juga perlu diberi pemahaman agar tidak terjebak dalam politik uang, katanya.

Pembacaan deklarasi bersih politik uang dipimpin Kapolsek Selebar Kompol Banyu Ermi Juarsih. Setelah pembacaan deklarasi, peserta juga menandatangani spanduk putih sebagai komitmen dan dukungan terhadap politik yang bersih.

Sementara itu, Wakil BupatiMukomuko Choirul Huda, mengatakan daerah itu membutuhkan sosok-sosok calon legislatif perempuan yang berkualitas menjadi anggota DPRD setempat.

"Diharapkan yang berkualitas dipilih masyarakat menjadi anggota DPRD Mukomuko," kata dia.

Ia mengatakan hal itu jika masyarakat setempat ingin mempercayakan calon legislatif (Caleg) perempuan sebagai wakil rakyat mereka.

Karena, kata dia, saat ini peran semua orang terutama caleg perempuan dibutuhkan untuk membangun kabupaten tersebut ke arah yang lebih baik.

Ia menilai aturan sebanyak 30 persen keterwakilan perempuan di legislatif, sangat bagus karena negara telah memberdayakan hak politik perempuan.  

Selain itu, kata dia, aturan tersebut menuntut agar adanya keseimbangan antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang. Intinya pemerintah bertindak adil dan tidak ada perbedaan.

Ia menerangkan semakin banyaknya caleg perempuan menandakan bahwa dinamika berdemokrasi di negara ini menjadi maju.

Kepada masyarakat, ia berpesan agar menjadi seorang negarawan dalam menentukan pilihannya pada Pemilu 2014.

Pengamat sosial sekaligus dosen Sosial Politik Universitas Bengkulu, Drs Lamhir Syam Sinaga MSi mengatakan calon perempuan yang duduk di legislatif periode jabatan 2014--2019 mendatang diyakini lebih menyerap aspirasi masyarakat.

"Ada nilai positif dari perempuan, mereka mampu menggunakan logika dan perasaan dengan baik, sehingga bentuk-bentuk aspirasi masyarakat bisa terakomodasi," kata dia.

Lebih lanjut dia menjelaskan, ketika membuat keputusan dari peraturan yang dibuat di DPRD, anggota legislatif perempuan bisa menggunakan logika dengan baik, sedangkan dalam menyerap aspirasi, mereka juga mampu mengedepankan perasaan sehingga aspirasi sekecil apa pun masuk ke dalam pertimbangan legislatif perempuan.

Selain itu, dia juga meyakini keterwakilan perempuan juga mengakomodasi aspirasi perempuan yang selama ini selalu termarginalkan.

"Bisa kita lihat kebutuhan perempuan dimarginalkan oleh kebutuhan akan kebijakan lain, contoh kecil saja seperti ruang menyusui di instansi dan tempat umum tidak ada, hak cuti, kasus kekerasan dalam rumah tangga bahkan sampai perdagangan manusia," kata dia.

Dengan adanya perwakilan perempuan, diyakini mampu menginisiasi kebijakan tentang hak-hak khusus yang dibutuhkan oleh perempuan.

"Selain itu, keterwakilan perempuan dalam politik juga merupakan amanah Dewan PBB tentang peningkatan peran perempuan, dan bangsa kita juga harus memenuhi itu," kata Lamhir.

Dia berharap pada Pemilu Legislatif 2014 khususnya di Provinsi Bengkulu, menempatkan keterwakilan perempuan sebanyak-banyaknya.

"Kita berharap sebanyak-banyaknya, tidak hanya 30 persen keterwakilan, karena banyaknya perempuan yang duduk di legislatif akan memudahkan akomodasi aspirasi perempuan," ujarnya.

Selain itu, banyaknya perwakilan perempuan juga mendukung suasana agar tetap kondusif pada setiap rapat legislatif.

"Perempuan bisa mendinginkan suasana, ketika rapat maupun sidang berjalan panas. Kita berharap masyarakat menjatuhkan pilihan mereka kepada calon legislatif perempuan," katanya.

        
Dukungan Mengalir
Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mendukung calon legislatif perempuan yang memiliki niat baik untuk membangun kabupaten itu.

"Tidak masalah caleg perempuan kalau dia memiliki niat baik untuk membangun daerah ini," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mukomuko, Munir.

Ia mengatakan, selain itu masyarakat setempat juga bagus kalau mendukung caleg perempuan yang memiliki niat baik membangun daerah tersebut.

Untuk itu, ia menyarankan, agar pada Pemilu legislatif, masyarakat selektif dalam memilih caleg perempuan menjadi wakil rakyat mereka.

"Kalau caleg perempuan itu mampu untuk membangun daerah ini, tidak masalah masyarakat memilih mereka," ujarnya.

Menurut dia, terkait aturan sebesar 30 persen keterwakilan perempuan di lembaga legislatif, masih dalam taraf kewajaran.

Karena, kata dia, sebagaimana hak laki-laki memiliki hak politik menjadi pemilih pemilu, perempuan juga memiliki hak yang sama, termasuk dipilih.

"Kalau aturan KPU itu sudah menjadi keputusan bersama pemerintah, tinggal lagi kesanggupan perempuan menjalankan amanah tersebut," ujarnya lagi.

Komisioner KPU Provinsi Bengkulu Eko Sugianto menegaskan bahwa kemenangan calon anggota legislatif perempuan yang memiliki perolehan suara sama dengan pria diprioritaskan.

"Sesuai Peraturan KPU nomor 29 tahun 2013, caleg perempuan diprioritaskan bila mendapat hasil suara sama dengan caleg pria," katanya.

Ia mengatakan bila dalam penghitungan suara, total suara raihan caleg perempuan dan laki-laki berimbang maka yang menjadi wakil rakyat adalah perempuan.

Hal itu diatur dalam Peraturan KPU nomor 29 tahun 2013 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum, Perolehan Kursi, Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.

"Kalau perolehan suara caleg laki-laki dan perempuan sama, otomatis perempuan yang menang," ujarnya.

Namun, bila perolehan suara antarcaleg laki-laki sama maka akan ditentukan berdasarkan sebaran suara.

Ia menambahkan di Provinsi Bengkulu terdapat 517 caleg dari 12 partai politik peserta pemilu. Dari jumlah tersebut, sebanyak 213 orang adalah caleg perempuan.

Sementara itu,  Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerinda) Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, pada Pemilu 2014 mendatang menargetkan satu caleg perempuan rebut kursi dewan di daerah itu.

"Gerindra pada Pemilu 2014 nanti menargetkan perolehan kursi di DPRD Rejanglebong sebanyak enam kursi dari empat dapil, yang diantaranya direbut oleh caleg perempuan minimal satu kursi dewan. Kami optimistis target ini tercapai karena partai Gerindra sejak Pemilu 2009 lalu sudah memiliki basis massa terutama kalangan petani dan pedagang," kata Ketua DPC Gerindra Kabupaten Rejanglebong, Adnan.

Peluang caleg perempuan dapat merebut kursi dewan di daerah itu kata dia, terbuka lebar dengan formasi pencalonan yang mereka usung melibatkan kaum perempuan lebih dari 30 persen. Para caleg perempuan ini berasal dari pengusaha, politisi, pensiunan PNS serta perempuan yang berprofesi sebagai petani.

Begitu pula  Penggurus Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, memotivasi calon legislatif perempuan dari partai itu agar giat mencari dukungan masyarakat pada Pemilu 2014.

"Kami selalu memberikan motivasi supaya mereka giat turun mencari dukungan masyarakat," kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Mukomuko, I Wayan Adnyana.

Ia berharap, pada pemilu sekarang ini calon legislatif (Caleg) perempuan dari partai itu bisa mewakili partai tersebut di legislatif.

Dan, ia optimistis, minimal salah satu caleg perempuan dari partai itu mendapatkan kesempatan menjadi anggota DPRD setempat.

Karena, kata dia, dari pengamatan, caleg perempuan itu bagus dalam menarik simpati masyarakat untuk mendukung mereka. Setiap daerah pemilihan (Dapil), minimal ada satu orang caleg perempuan yang bagus menarik simpati masyarakat.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PAN Provinsi Bengkulu Helmi Hasan mengatakan pihaknya memberikan stimulan khusus kepada calon legislatif perempuan guna merealisasikan keterwakilan perempuan di legislatif.

"Partai memberikan 'back up' khusus untuk calon perempuan agar mereka juga mampu bersaing dengan calon laki-laki, dan kita harapkan caleg perempuan dari PAN bisa memenuhi kuota 30 persen tersebut," kata Helmi Hasan yang juga Wali Kota Bengkulu itu.

Menurut dia, PAN Bengkulu memberikan pendidikan khusus kepada calon perempuan serta penguatan dari sisi mental serta visi dan misi yang menyentuh sektor pemilih perempuan.

"Dulu masyarakat melihat perempuan tidak bisa bersaing, dan pandangan itu mulai berubah, kita mencoba membangun calon yang memang bisa mengikuti pandangan masyarakat, karena sebenarnya pemilih perempuan lebih banyak dari jumlah pemilih laki-laki, seharusnya calon perempuan bisa berbicara di kancah politik," kata dia.

Helmi mengatakan pihaknya juga mengarahkan calon perempuan mengangkat isu-isu yang menyentuh konstituen pemilih perempuan serta isu global.

"Mereka harus memahami peningkatan kualitas masyarakat khususnya perempuan, seperti peningkatan kualitas ekonomi masyarakat agar perempuan tidak berpikir untuk menjadi TKW ke luar negeri apalagi lewat jasa ilegal, karena seperti yang kita dengar banyak kekerasan yang terjadi pada TKW kita," kata dia.

Oleh sebab itu menurut dia, dibutuhkan penguatan ekonomi masyarakat, dan calon perempuan berperan aktif menciptakan solusi untuk meningkatkan keterampilan masyarakat khususnya perempuan.

"Selain itu kita juga memberikan pendidikan 'public speaking' kepada calon legislatif perempuan, sehingga program, visi dan misi yang diusung tersampaikan dengan baik ke pemilih," kata dia.

PAN Bengkulu berharap kepada calon perempuan yang terpilih sebagai anggota legislatif mampu merealisasikan percepatan pertumbuhan ekonomi, kesehatan dan pendidikan terutama bagi perempuan dan anak.

Sementara itu, Helmi mengatakan PAN memilih calon legislatif perempuan yang diusung, yakni orang yang memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk menjadi anggota legislatif.

"Kita merekrut dengan dua cara, yang pertama kita menawarkan kepada orang yang telah memiliki 'track record' yang bagus, telah berkecimpung di berbagai organisasi sehingga diyakini mampu lebih banyak mengetahui aspirasi masyarakat, serta 'incumbent' yang tidak bermasalah di periode sebelumnya, yang kedua, kita membuka penerimaan calon legislatif perempuan dari masyarakat umum," kata dia.

Pakar komunikasi politik dari Universitas Bengkulu Lely Arrianie mengatakan politisi perempuan harus lebih cerdas berkampanye untuk memenangi Pemilu Legislatif 2014.

"Harus cerdas berkampanye, terutama jika ingin mendapatkan suara dari pemilih perempuan," ucapnya.

Ia mengatakan secara psikologi tingkat kecemburuan antara seorang perempuan terhadap perempuan lainnya lebih tinggi jika dibandingkan antarpria.

Karena itu, dalam berkampanye di kalangan perempuan, caleg perempuan harus mengedepankan dialog dua arah dan meminta dukungan tanpa menggurui.

"Jangan pernah menggurui pemilih, tapi lakukan dialog dua arah dan cerdas mengelola pesan," tuturnya.    ***1***

Pewarta: Oleh Triono Subagyo

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014