Bengkulu (Antara) - Daya listrik yang minim dan tidak stabil mengganggu pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kepada pelanggan di Kota Bengkulu.

"Tegangan listrik sering tidak stabil sehingga mengganggu kerja mesin pompa air," kata Direktur PDAM Kota Bengkulu Sjobirin Hasan di Bengkulu, Rabu.

Ia mengatakan hal itu saat menerima kunjungan anggota Komisi III DPRD Kota Bengkulu ke Kantor PDAM.

Kebutuhan daya untuk mengoperasikan mesin pengolah air di PDAM sebanyak 360 volt.

Daya tersebut dibutuhkan menggerakkan mesin pompa air untuk empat kali penyaringan air.

"Kami tidak bisa optimal karena pelayanan dari PLN yang juga tidak sesuai dengan apa yang kami bayar," tambahnya.

Hasan mengatakan manajemen mengeluarkan Rp1 miliar per bulan untuk membayar biaya listrik.

Sementara tegangan listrik dari PLN kurang dari 360 volt sehingga kebutuhan listrik normal PDAM untuk menghasilkan 60 liter air per detik tidak terealisasi.

"Kami sudah meminta memperbaiki tegangan sehingga pompa air bekerja optimal," ucapnya.

Mendapat penjelasan manajemen tersebut, anggota Komisi III dimpimpin Ketua Komisi III Suhaemi Fales langsung mendatangi Kantor PLN.

Rahmat yang mewakili Manajer PLN mengakui pelayanan PLN untuk instalasi pengelolaan air di Kelurahan Surabaya tidak optimal karena beberapa jaringan listrik rusak dan kekurangan pembangkit listrik.

"Kami menambah pembangkit listrik yang sekarang dalam proses pembangunan," katanya.

Manajemen menjanjikan PLN akan berusaha memberikan pelayanan listrik secara maksimal dengan memperbaiki dan melakukan pembangunan untuk menambah tegangan listrik.

Ketua Komisi III DPRD Kota Bengkulu Suhaemi Fales mengatakan inspeksi mendadak ke PDAM dan PLN itu menindaklanjuti keluhan masyarakat terhadap kualitas air PDAM.

"Banyak pengaduan yang masuk ke DPRD tentang kualitas air PDAM kota yang keruh dan bau, jadi kami turun untuk mencari akar masalah," katanya.***2***

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014