Ukraina membantah pernyataan pemimpin Chechnya pada Minggu bahwa pasukannya telah merebut sebagian besar Kota Popasna di wilayah timur Ukraina.

Pejabat Ukraina mengatakan bahwa pertempuran Popasna masih berlangsung.

Pada pertengahan April, pasukan Rusia melancarkan sejumlah serangan baru di sebagian besar wilayah timur Ukraina. Beberapa serangan itu dilakukan di sekitar Popasna di wilayah Luhansk.

"Pasukan khusus Chechnya… telah mengendalikan sebagian besar Popasna," kata pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov dalam sebuah unggahan di aplikasi pesan Telegram.

Kadyrov menyebut dirinya sebagai "kaki tangan" Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Jalan-jalan utama dan pusat kota seluruhnya telah dikuasai," katanya.

Reuters belum dapat memverifikasi secara independen pernyataan itu.

Belum ada respons dari pihak Ukraina, tapi pada Sabtu (7/5) malam Oleksiy Arestovych, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, mengatakan pertempuran sengit masih berlangsung di kota itu.

"Pertempuran di Popasna masih berlangsung," kata Arestovych dalam video di media sosial.

"Penyebar propaganda Rusia telah melaporkan bahwa mereka telah merebutnya, tapi situasinya tidak seperti itu. Ini adalah klaim ke-17 mereka tentang 'Popasna direbut' hanya dalam sepekan ini," kata dia.

Serhiy Gaidai, gubernur wilayah Luhansk, sebelumnya mengatakan pada Sabtu bahwa pasukan Ukraina masih mengendalikan kawasan itu.

"Situasinya sangat sulit, tapi terkendali," kata Gaidai dalam unggahan video di Telegram.

Dia menambahkan bahwa tentara Chechnya tidak ikut bertempur, tapi menjarah dan membuat video.

Kadyrov kerap mengunggah laporan dan video di Telegram tentang tentara Chechnya, yang katanya berpartisipasi di Ukraina. Tapi, belum ada konfirmasi berapa banyak tentara yang mereka kerahkan dan apakah mereka ikut bertempur.

Republik Chechnya adalah bagian dari Federasi Rusia.

Sumber: Reuters

Pewarta: Anton Santoso

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022