Jakarta (ANTARA) - Rusia menuduh pasukan Ukraina sering kali menembak fasilitas medis dan staf medis di wilayah yang dikuasai Rusia dan negara-negara Barat, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menutup mata mengenai serangan tersebut.
“Mereka tiba-tiba menjadi buta-rungu ketika menyangkut kejahatan Angkatan Bersenjata Ukraina terhadap warga negara Rusia,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova saat konferensi pers daring yang disaksikan di Jakarta, Kamis.
Zakharova menuturkan bahwa pasukan Ukraina kerap menargetkan fasilitas medis dan dokter yang berada di empat wilayah di Ukraina yang menurutnya telah dianeksasi.
Ia menegaskan WHO bahkan tidak pernah bersuara dan mengungkapkan kalimat simpati maupun dukungan bagi staf medis yang meninggal akibat serangan Kiev ke infrastruktur medis.
Rusia, lanjutnya, telah melaporkan serangan tersebut lengkap dengan tanggal dan lokasi serangan, tetapi WHO tidak memberikan reaksi apapun.
Berdasarkan catatannya, laporan serangan yang disampaikan kepada WHO pada Februari lalu adalah serangan yang terjadi di gedung medis di wilayah Republik Rakyat Donetsk, Republik Rakyat Luhansk, Bryansk, Zaporizhzhia, dan Kherson.
Sedangkan negara-negara Barat beserta media yang berada di bawah kontrol mereka, masih menurut dia, turut mengabaikan kejahatan yang dilakukan Ukraina sembari mengkritik Rusia.
“Dokter-dokter sekarat akibat penambakan Ukraina dengan senjata yang dipasok oleh Barat,” ucapnya.
Lebih lanjut Rusia juga menuduh Ukraina dan negara-negara Barat memeras Rusia saat mereka meminta Moskow mengalihkan kendali atas pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhia (ZNPP) ke Kiev jika ingin serangan terhadap pembangkit listrik itu berhenti.
Tuduhan itu menyusul pasukan Ukraina yang merusak satu dari enam reaktor ZNPP menggunakan sejumlah drone.
“Mereka tidak hanya secara terbuka mengakui bahwa Ukraina adalah sumber ancaman terhadap keamanan pabrik, tetapi juga benar-benar menegaskan keterlibatan mereka dalam serangan berbahaya terhadap fasilitas ini,” tuturnya.