Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Industri rumah tangga yang bergerak di bidang pengolahan jeruk kalamansi masih membutuhkan tambahan modal serta pendampingan dari perusahaan yang dapat membina usaha mereka.

"Kami belum pernah mendapat modal dari pemerintah dan tidak menjadi usaha binaan sebuah perusahaan atau perbankan, sehingga modal sangat terbatas," kata seorang pelaku industri rumah tangga pengolahan jeruk kalamansi Chandra Kesuma di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan, sembilan pelaku industri rumah tangga yang bergerak di bidang pengolahan jeruk kalamansi sudah membentuk koperasi untuk memudahkan kucuran permodalan kepada mereka.

Sejak dibentuk pada 2009, pemerintah melalui Dinas Koperasi dan UKM sudah mengalokasikan dana Rp20 juta untuk pengembangan koperasi.

"Dana itu yang diputar untuk simpan pinjam bagi sembilan anggota koperasi, jadi masih minim," katanya.

Pentingnya permodalan dan pembinaan menurutnya untuk meningkatkan kualitas produk yang saat ini masih mengandalkan satu produk unggulan yakni sirup jeruk kalamansi.

Sementara produk turunan lainnya seperti minuman segar belum mendapat label dari Badan POM sehingga pemasarannya masih terbatas.

"Pemasarannya menjadi terbatas, karena kami tidak memiliki modal untuk membiayai tes dan pengujian di Balai POM," katanya.

Untuk sementara, modal yang dimiliki koperasi digunakan untuk pengadaan lahan dan penanaman jeruk kalamansi seluas 4 hektare.

Dengan keberadaan kebun yang menghasilkan bahan baku tersebut, diharapkan produksi sirup dan produk turunan lainnya dapat berkesinambungan.

"Kalau beli di pasar atau dari kebun petani lainnya juga sudah banyak, harga sekarang mulai dari Rp3.500 hingga Rp5.000 per kilogram," katanya.

Selain pembuatan sirup, anggota koperasi juga mulai menciptakan produk turunan lain seperti selai jeruk, manisan dan ekstrak jeruk.

"Pembuatan manisan dan selai sudah berhasil tetapi produksi dalam jumlah besar yang minim modal," ujarnya.

Sedangkan pembuatan sari atau ekstrak jeruk belum berhasil karena kandungan vitamin C sangat tinggi dan masih terus diujicoba.

Kandungan mineral dan vitamin C itu sangat baik untuk mencegah penyakit pernafasan, penguat tulang dan pemacu pertumbuhan.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kota Bengkulu Arif Gunadi mengatakan pengolahan pascapanen terus dibina, namun permodalan diharapkan didukung oleh Dinas Koperasi dan UKM.

"Kami juga mengharapkan tanggung jawab sosial perusahaan yang ada di kota, untuk membantu permodalan usaha rumah tangga ini," katanya.

Ia mengharapkan pemerintah bertanggung jawab membina dan mengawasi kualitas produk.

Saat ini, pemasaran sirup dan minuman segar jeruk kalamansi baru sebatas konsumsi lokal dan sebagian untuk oleh-oleh khas Kota Bengkulu. (RNI)

Pewarta:

Editor : Indra Gultom


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012