China memberikan kesempatan kepada beberapa negara untuk bergabung ke dalam asosiasi lima negara berkembang, Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS).
"Dengan banyaknya negara lain yang bergabung, perekonomian dunia lebih inklusif dan tata kelola global lebih rasional sehingga tercipta masa depan yang lebih baik dan cerah," kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi saat memimpin pertemuan para Menlu BRICS secara virtual dari Beijing, Jumat (20/5).
Dalam pertemuan tersebut, Wang menyampaikan tiga pokok bahasan, yakni menegakkan multilateralisme, pembangunan di negara-negara berkembang, dan kerja sama saling menguntungkan.
Beberapa di luar BRICS diberi kesempatan bergabung dalam BRICS Plus.
Informasi yang didapat ANTARA Beijing dari Kementerian Luar Negeri China (MFA), Sabtu, Menlu RI Retno Marsudi turut pula menghadiri pertemuan virtual antar-menlu BRICS tersebut.
Menlu lainnya di luar anggota BRICS yang hadir ada Menlu Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud, Menlu Argentina Santiago Cafiero, Menlu Mesir Sameh Shoukry, dan Menlu Uni Emirat Arab Ahmed Ali Al Sayegh.
Para menlu yang hadir menyatakan dukungan memajukan multilateralisme, mempertahankan tujuan dan prinsip-prinsip Piagam PBB, dan menjaga ketahanan negara berkembang, demikian MFA.
Solidaritas dan kerja sama dalam memerangi pandemi harus ditingkatkan untuk memperkuat kerja sama Selatan-Selatan, membangun kemitraan pembangunan global, dan mendorong implementasi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Sejak 2009, negara-negara anggota BRICS mengadakan pertemuan rutin setiap tahun.
Pada pertemuan tahun ini, Presiden China Xi Jinping mengirimkan surat yang berisi harapannya agar partai politik, lembaga penelitian, dan organisasi masyarakat sipil BRICS bisa membangun komunitas bersama untuk masa depan.
Selain pertemuan antar-menlu, Dewan Negara China bersama lembaga penelitian dan LSM BRICS melakukan pertemuan daring antarpemimpin partai politik di bawah arahan Komite Sentral Departemen Internasional Partai Komunis China (CPC).
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sekaligus mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri bahkan turut disebut dalam surat yang dikirimkan Presiden Xi Jinping itu.
Lebih dari 130 pemimpin parpol dari 10 negara turut dalam pertemuan virtual tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022
"Dengan banyaknya negara lain yang bergabung, perekonomian dunia lebih inklusif dan tata kelola global lebih rasional sehingga tercipta masa depan yang lebih baik dan cerah," kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi saat memimpin pertemuan para Menlu BRICS secara virtual dari Beijing, Jumat (20/5).
Dalam pertemuan tersebut, Wang menyampaikan tiga pokok bahasan, yakni menegakkan multilateralisme, pembangunan di negara-negara berkembang, dan kerja sama saling menguntungkan.
Beberapa di luar BRICS diberi kesempatan bergabung dalam BRICS Plus.
Informasi yang didapat ANTARA Beijing dari Kementerian Luar Negeri China (MFA), Sabtu, Menlu RI Retno Marsudi turut pula menghadiri pertemuan virtual antar-menlu BRICS tersebut.
Menlu lainnya di luar anggota BRICS yang hadir ada Menlu Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud, Menlu Argentina Santiago Cafiero, Menlu Mesir Sameh Shoukry, dan Menlu Uni Emirat Arab Ahmed Ali Al Sayegh.
Para menlu yang hadir menyatakan dukungan memajukan multilateralisme, mempertahankan tujuan dan prinsip-prinsip Piagam PBB, dan menjaga ketahanan negara berkembang, demikian MFA.
Solidaritas dan kerja sama dalam memerangi pandemi harus ditingkatkan untuk memperkuat kerja sama Selatan-Selatan, membangun kemitraan pembangunan global, dan mendorong implementasi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Sejak 2009, negara-negara anggota BRICS mengadakan pertemuan rutin setiap tahun.
Pada pertemuan tahun ini, Presiden China Xi Jinping mengirimkan surat yang berisi harapannya agar partai politik, lembaga penelitian, dan organisasi masyarakat sipil BRICS bisa membangun komunitas bersama untuk masa depan.
Selain pertemuan antar-menlu, Dewan Negara China bersama lembaga penelitian dan LSM BRICS melakukan pertemuan daring antarpemimpin partai politik di bawah arahan Komite Sentral Departemen Internasional Partai Komunis China (CPC).
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sekaligus mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri bahkan turut disebut dalam surat yang dikirimkan Presiden Xi Jinping itu.
Lebih dari 130 pemimpin parpol dari 10 negara turut dalam pertemuan virtual tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022