Rejanglebong (Antara) - Harga jual kopi biji asalan di wilayah Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, dalam sepekan belakangan kembali turun ke kisaran Rp18.000 dari Rp20.000 per kilogram harga sebelumnya.

"Sejak seminggu belakangan harga jual kopi kembali turun ke harga sebelumnya antara Rp18.000 sampai Rp18.500 per kilogram, padahal dua minggu lalu sempat naik di kisaran Rp20.000 per kg," kata Syamsul (55) warga Desa Tanjung Aur, Kecamatan Sindang Kelingi, di Rejanglebong, Selasa.

Sejauh ini mereka kata dia, tidak mengetahui apa penyebab turunnya harga kopi di daerah itu, karena saat harganya naik beberapa waktu lalu produksi buah kopi yang dihasilkan petani setempat juga sedang mengalami penurunan akibat adanya pengaruh musim.

Sementara itu menurut Rusani (47) petani kopi asal Desa Pelalo, Kecamatan Sindang Kelingi, adanya penurunan harga jual buah kopi di wilayah Kabupaten Rejanglebong, sudah mereka perkirakan saat terjadinya kenaikan harga pada awal April lalu, karena turun naiknya harga jual kopi bisa terjadi kapan saja dan sulit diperkirakan.

"Saat harga kopi naik kemarin buah yang dihasilkan kebun petani sedikit, sehingga petani tidak menikmatinya. Sebaliknya saat buah kopi berbuah lebat harganya malah turun, jadi kami tidak bisa memperkirakannya kapan harganya naik dan turun, semuanya bergantung dengan para toke kopi," ujarnya.

Menjadi petani kopi bagi masyarakat di Desa Pelalo tambah dia, merupakan pekerjaan utama dengan produksi per hektarenya jika sedang berbuah normal bisa menghasilkan 1,5 ton sampai 2,5 ton, namun saat ini produksi buah kopi setempat turun drastis dan cuma bisa menghasilkan antara 800 kg hingga 1,2 ton. Penurunan ini akibat adanya pengaruh musim sehingga buah kopi yang dihasilkan tanaman berkurang.***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014