Balikpapan (Antara) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Balikpapan, Kalimantan Timur mendukung pengembangan cabai organik yang mulai dikembangkan masyarakat di 'Kota Minyak'.

"BI Perwakilan Balikpapan menjadi salah satu sponsor program Rumah Pangan Lestari (RPL) melalui penanaman cabai organik. Yang menjadi pelaku utama RPL adalah para ibu rumah tangga yang tergabung dalam Kader Pangan Wanita," katanya di Balikpapan, Sabtu.

Ia mengatakan, BI membantu program RPL tersebut dengan menjadi sponsor pelatihan menanam cabagi organik.

"Kami menyediakan bibit, membantu pengadaan pupuk kandang, hingga pelatihan membuat pupuk kandang dan pestisida organik," katanya.  

Muhammad Soleh, koordinator program RPL dari BI Perwakilan Balikpapan mengatakan, kegiatan penanaman cabai organik itu belum menjadi  pertanian komersil, yang dilibatkan terutama para ibu rumah tangga yang menjadi kader pangan wanita tadi, karena mereka yang ada di rumah dan bisa menyisihkan waktu untuk berkebun.

Dalam kaitan itu, kata dia, pada Rabu (16/4), sebanyak 25 orang warga  Manggar Baru, Teritip, Karang Joang, dan Kariangau, dilatih di kelas dan di lapangan mengenai pertanian organik.

"Beda pertanian organik dengan pertanian yang dipraktikkan sekarang memang ada di cara mengolah tanah dan bahan-bahan yang digunakan," kata Tohari dari Asosiasi Organik Balikpapan yang menjadi pelatih petani dalam acara yang disponsori BI di Manggar Baru tersebut.

Pertanian organik sepenuhnya menggunakan bahan-bahan organik, seperti pupuk kandang untuk pemupukan, dan racun hama yang dibuat sendiri dengan meramu sejumlah tanaman. Penggunaan bahan-bahan kimia massal buatan pabrik dihindari sepenuhnya.

Setelah pelatihan ini akan dilanjutkan dengan sekolah lapangan, tempat dimana semua yang bercocok tanam secara organik bisa berkonsultasi denganpenyuluh yang datang.

Kecamatan Balikpapan Utara dan Balikpapan Timur adalah dua kecamatan terluas Balikpapan yang masih memiliki lahan cukup luas untuk pertanian dan rumah-rumah warga yang masih memiliki pekarangan yang bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam.

"Pengembangan komoditas cabai yang melibatkan BI karena di Balikpapan harga cabai sering melonjak. Kami ingin dengan menenam sendiri, warga bisa memenuhi kebutuhannya sendiri di rumah. Itu dulu awalnya," kata Mawardi.

Kepentingan utama BIadalah untuk menekan laju inflasi yang satu penyebabnya adalah harga cabai yang kerap melangit.

"Jadi kami coba menyelesaikan masalah langsung dari akarnya bersama-sama dengan seluruh yang terlibat dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah," katanya. (Antara)

Pewarta: Oleh Novi Abdi

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014